Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BKKBN Bagi-bagi 225.000 Telur Ayam di Sulsel

Bantuan tersebut merupakan corporate social responsibility dari PT Satwa Utama Raya, perusahaan yang bergerak dibidang pembibitan unggas ayam.

Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Abdul Azis Alimuddin
tribun-timur
Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Andi Ritamariani. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemprov Sulsel bersama BKKBN Sulsel menyalurkan bantuan 225.000 butir telur kepada keluarga berisiko Stunting di Makassar, Takalar, dan Jeneponto, Selasa (6/12/2022).

Bantuan tersebut merupakan corporate social responsibility dari PT Satwa Utama Raya, perusahaan yang bergerak dibidang pembibitan unggas ayam.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulsel Andi Aslam Patonangi menyatakan bantuan diberikan secara simbolis di ruang pola Kantor BKKBN Sulsel.

Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Andi Ritamariani mengatakan bantuan tahap dua diberikan sebanyak 7.500 rak telur dan disalurkan di empat kecamatan di Makassar sebanyak 328 rak telur.

Kemudian di Takalar sebanyak 1.031 rak telur.

Selanjutnya di Jeneponto sebanyak 3.816 rak telur, dan di Gowa disalurkan sebanyak 2325 rak telur.

Rita menyebut kegiatan ini merupakan wujud implementasi reraturan presiden tentang percepatan penurunan stunting.

“Setiap unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat harus saling bekerja sama dalam menurunkan angka stunting.”

“Semua harus mengambil peran sesuai dengan tugas dan kemampuan masing-masing, dan inilah yang implementasikan oleh PT SAR” ujar Rita via rilis.

Ia menyatakan grand launching kemarin sebagai langkah mewujudkan koordinasi dan sinergitas lintas sektor untuk berperan aktif dalam percepatan penurunan stunting di Sulsel dengan melibatkan mitra kerja.

Dan dunia usaha dengan memberikan layanan intervensi spesifik kepada kelompok sasaran keluarga anak stunting atau keluarga berisiko stunting.

“Perlu kami sampaikan bahwa TPPS Sulsel telah bekerja memaksimalkan semua potensi dalam upaya menurunkan angka stunting di Sulsel yang masih tinggi, yakni 27,4 persen. Masih diatas rata-rata nasional 24 persen,” katanya.

Dikatakan dalam mendukung mempercepat penurunan stunting telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga desa/kelurahan.

“Tim pendamping keluarga telah melakukan pendampingan terhadap mereka yang berisiko. Saatnya kita bersama terus memperkuat konvergensi dan monitoring apa yang telah dilakukan” ujarnya.

“Kita berharap partisipasi pihak swasta, dunia usaha dalam kegiatan penurunan stunting semakin meningkat, mengingat kasus-kasus stunting masih cukup banyak ditengah-tengah masyarakat.”

Jika hanya berharap pada pemerintah untuk menyelesaikannya tentunya membutuhkan biaya cukup besar,” katanya.

“Oleh karena itu dibutuhkan komitmen bersama bahu membahu dalam mengatasi masalah stunting,” Rita menambahkan.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved