Literasi Ulama
AGH Muhammad Sagena dan Muktamar As’adiyah
Pengurus Besar Pondok Pesantren As’adiyah kini berada dalam kepemimpinan Anregurutta Haji (AGH) Muhammad Sagena.
Oleh:
Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin dan
Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel
TRIBUN-TIMUR.COM - Muktamar As’adiyah XV digelar pada Tanggal 3-5 Desember 2022 di Kota Sengkang Wajo.
Muktamar tersebut akan dihadiri Wakil Presiden RI Prof Dr KH Maruf Amin, Menteri Agama RI.
Kemudian Dirjen Bimas Islam Prof Dr Kamaruddin Amin, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr KH Nasaruddin Umar, keduanya merupakan alumni Pesantren As’adiyah.
Pengurus Besar Pondok Pesantren As’adiyah (PB. As’adiyah) kini berada dalam kepemimpinan Anregurutta Haji (AGH) Muhammad Sagena.
Beliau menggantikan Anregurutta Prof Dr Rafi’i Yunus yang wafat 28 Januari 2018 lalu.
Sesuai amanat organisasi yang merupakan hasil Muktamar As’adiyah di Balikpapan, Kaltim.
Maka posisi AGH Muhammad Sagena yang berada pada posisi wakil ketua umum, secara otomatis menjabat Pimpinan Umum setelah pimpinan sebelumnya wafat.
Beliau akan melanjutkan kepemimpinan PB. As’adiyah masa khidmat 2018-2022.
Sosok AGH Muhammad Sagena dikenal ulama yang sangat alim dan tawadhu.
Tidak sungkan menyapa lebih awal kepada orang yang lebih muda. Beliau merupakan murid langsung As-Syekh Muhammad As’ad, pendiri Pesantren As’adiyah Pusat sengkang, Wajo.
Tentu banyak prestasi selama kepemimpinan beliau dalam membina pesantren tertua di Sulsel itu, berikut pembinaan ratusan cabang As’adiyah yang tersebar seantero nusantara.
Beliau selalu memperjuangkan As’adiyah sebagai sebagai aset yang diwariskan AGH. Muhammad As’ad yang harus dijaga dan dikembangkan.
Demikian kecintaan terhadap almamaternya menunjukkan komitmennya untuk membesarkan pesantren tersebut, sekalipun usianya makin usur.
Gurutta dikenal luwes tapi juga tegas.
Saat dipercayakan untuk mengembang kepemimpinan Pesantren As’adiyah, beliau meminta kiranya dilakukan acara pengukuhan sebagai pembuktian komitmennya membesarkan As’adiyah.
Beliau seorang ulama yang aktif memberikan pengajian kitab kuning di Pesantren As’adiyah tahun 1980-an kala itu, kepemimpinan As’adiyah dipimpin AGH Muhammad Yunus Maratan.
Di antara kitab yang diajarkan yakni kitab Syarhul Hikam di Masjid Raya Sengkang.
Selain menekuni Tasawuf, beliau juga ahli dalam bidang bahasa Arab.
Sebelum memasuki masa pensiun, Tercatat sebagai Dosen Bahasa Arab di UIN Alauddin Makassar, juga pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Sulsel, utusan Golongan.
Kelebihan beliau, kuat ingatan serta luwes dalam pergaulan baik terhadap santri, mahasiswa dan masyarakat luas.
AGH Muhamamd Sagena dilahirkan di Soppeng dan mengenyam pendidikan di Pesantren As’adiyah Sengkang.
Selama kepemimpinannya, beliau mendapat amanah untuk membesarkan pesantren As’adiyah.
Dalam kesemarakan Muktamar As’adiyah, AGH Rafii Yunus saat mendapat amanah memimpin PB As’adiyah, pernah berpesan, “Carinnai As’adiyah”, artinya beliau meminta untuk memberikan kepedulian terhadap pesantren yang telah mencetak sejumlah ulama di Sulsel bahkan menjadi simpul jaringan ulama Sulsel.
Selamat bermuktamar As’adiyah XV.(*)