Cetak Laba Rp 39,31 Triliun, Kontribusi BRI untuk Negara dan Rakyat Meningkat
BRI membukukan pertumbuhan laba triple digit 106,14 persen year on year sebesar Rp 39,31 triliun pada kuartal III-2022.
Penulis: Inang Jalaludin Shofihara | Editor: AMALIA PURNAMA SARI
Pertama, ada kejelasan sumber pertumbuhan baru melalui Holding Ultra Mikro. Kedua, BRI harus memiliki kecukupan modal.
Saat ini BRI memiliki kecukupan modal yang sangat baik dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI mencapai 24 persen.
Persentase tersebut sangat kuat mengingat untuk mencapai minimum requirement yang comply dengan Basel III hanya dibutuhkan 17,5 persen.
“Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa modal kami cukup untuk tumbuh beberapa tahun ke depan, mungkin 3-4 tahun ke depan,” ujar Sunarso penuh optimisme.
Ketiga, BRI harus memiliki kecukupan likuiditas. Adapun loan to deposit ratio (LDR) BRI baru mencapai 88,92 persen.
Oleh sebab itu, perseroan berkomitmen terus mendorong pertumbuhan kredit supaya LDR mencapai level optimal di sekitar 90-92 persen.
Keempat, kualitas dari pertumbuhan. BRI terus berupaya kuat mengelola non-performing loan (NPL) dan cost of credit agar terjaga dengan baik.
NPL BRI hingga kuartal III-2022 sebesar 3,09 persen atau menurun dari periode yang sama pada 2021 yang mencapai 3,27 persen.
“Dan cost of credit kami sekarang sudah turun dari 3 persen ke level 2,88 persen. Saya kira ini akan bagus kalau kami turunkan kembali sehingga cost of credit kita menjadi sangat baik,” tuturnya.