Bantu Masyarakat Tallo, YABB dan Changemakers Luncurkan Program Makassar Je’ne Tallasa
Berikan bantuan air bersih bagi warga Tallo, YABB dan Changemakers luncurkan teknologi inovatif Makassar Je’ne Tallasa.
Penulis: Fransisca Andeska Gladiaventa | Editor: AMALIA PURNAMA SARI
TRIBUN-TIMUR.COM – Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) yang merupakan organisasi nirlaba bagian dari Grup GoTo bersama changemakers dari Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) meluncurkan proyek Makassar Je’ne Tallasa dengan mengusung tema “Mariki’ Wujudkan Masyarakat Sehat dengan Air Bersih”.
Demi mencapai tujuan tersebut, proyek gotong royong ini menerapkan teknologi inovatif yang mengolah air hujan menjadi air minum dipadu dengan edukasi yang membangun kemandirian masyarakat Tallo.
Sebagai informasi, Kecamatan Tallo merupakan satu dari lima kecamatan yang mengalami krisis air bersih di Makassar pada 2021. Para changemakers dari Celebes Green Project, Terra Water, dan Kopernik mengidentifikasi kerugian warga Tallo yang diakibatkan krisis ini.
Demi air gratis, waktu harus rela terbuang dan kesehatan pun dipertaruhkan. Warga perlu menempuh jarak hingga satu kilometer untuk menuju sumber air komunal dan mengantre selama 2-3 jam untuk mendapatkan air yang tidak layak.
Sedangkan untuk mendapatkan air bersih, warga diharuskan membeli air dari depot dan merogoh kocek yang tidak sedikit, yakni sebesar Rp 300.000 per bulan.
Chairperson YABB Monica Oudang mengatakan, permasalahan krisis air bersih di Tallo begitu mengganggu perekonomian, kesehatan, dan kehidupan sosial masyarakat, sehingga dibutuhkan solusi yang tepat.
“Sejalan dengan komitmen CCE untuk mewujudkan solusi yang sistematik dalam menangani permasalahan air di Indonesia, YABB dan changemakers hadir untuk mewujudkan akses air bersih melalui kolaborasi, teknologi, dan edukasi,” ujar Monica dalam keterangan pers yang diterima tribun-timur.com, Kamis (1/12/2022).
Menanggapi permasalahan tersebut, Wali Kota (Walkot) Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengapresiasi sumbangsih serta solusi berbasis ekosistem untuk mengubah air hujan jadi berkah yang dilakukan oleh YABB dan changemakers.
“Air sebagai penentu derajat kesehatan, tapi juga menjadi permasalahan dunia termasuk di Tallo. Apalagi dipengaruhi oleh cuaca yang ekstrim. Di musim kemarau, Tallo mengalami kekeringan dan masyarakat harus mengantri air lebih lama dan membeli dengan harga lebih mahal.
“Sedangkan ketika musim hujan, air hujan, dan luapan muara sungai menjadi mubazir karena hanya membanjiri sebagian area Tallo tanpa dimanfaatkan,” ujar Ramdhan.

Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Kota Makassar Beni Iskandar mengatakan, penyebab dari permasalahan air bersih adalah jaringan perpipaan yang tidak merata, sehingga pelayanan di Tallo kurang maksimal serta pasoka air tanah yang tidak stabil dan berkualitas buruk.
“Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melalui Perumda Air Minum Kota Makassar masih terus memperbanyak program air bersih gratis dengan menyediakan armada tangki air bersih sebagai solusi jangka pendek di beberapa area prioritas. Kami pun berterima kasih atas kolaborasi di proyek ini yang bersatu mendukung pemerintah,” ujar Beni.
Untuk mengatasi permasalahan air di Kecamatan Tallo, Perwakilan Changemaker Makassar Je’ne Tallasa Indah Febriany mengatakan, YABB dan para changemakers menghadirkan tiga solusi utama yang memadukan teknologi dengan edukasi agar menghasilkan dampak nyata yang berkelanjutan.
“Kami berkolaborasi dengan Tametotto untuk menerapkan teknologi pemanenan air hujan (PAH) bawah tanah dengan kapasitas besar, yaitu 160.500 liter. Alhasil, saat teknologi ini bekerja dengan kapasitas penuh, pasokan air bersih diestimasi bisa mencukupi 100 keluarga per hari,” ujar Indah.
Teknologi yang dibangun di area sekitar Kompleks Makam Raja-raja Tallo, lanjut Indah, dinilai mampu mengurangi genangan air akibat curah hujan tinggi maupun luapan muara sungai di daerah padat penduduk dengan resapan air yang minim.