Suku Dayak
Fakta fakta Pasukan Merah, Pasukan Elite yang Mendiami Suku Dayak
Pasukan Merah Dayak dipimpin Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah atau lebih dikenal Agustinus Jilah.
Sehingga, upacara ini juga sebagai penghormatan pada prajurit sebagai pilar pertahanan garis depan (Panyit nyipe).
Suku Dayak yang menang dalam perang kemudian membawa tengkorak kepala musuh untuk disimpan di lamin Bio (rumah besar) yang didiami oleh raja (Paren) atau kepala suku/Kepala adat besar.
Tengkorak ini digantungkan di serambi dengan di atas tungku api Kepala Adat dan tidak boleh diturunkan atau dipindahkan ke luar rumah Kepala Adat karena dianggap sebagai asset sehingga harus dijaga dengan baik.
Karena sangat sakral, upacara adat ini penuh dengan pantangan.
Bagi yang melanggar akan mendapat bencana baik yang bersangkutan maupun bagi kelompoknya.
Kancet Hudoq (Tari Topeng)
Suku Dayak memiliki kebudayaan khasnya, yaitu tari topeng atau yang biasa disebut Kancer Hudoq.
Kancet Hudoq biasanya dimainkan oleh perempuan yang sudah berumur rata-rata di atas 50 tahun.
Setiap penari memakai topeng (hudoq) yang terbuat dari manik, diiringi musik jatung.
Tujuan dari tari ini adalah untuk menolak bala yang mungkin terjadi di desa.