Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wujudkan Sekolah Kawasan Santri, SMPN 8 Makassar Terapkan Tahfiz Weekend

Program tersebut diwujudkan lewat kawasan santri yang harus dimiliki oleh semua sekolah di Makassar.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN TIMUR/SALDY
Ilustrasi. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Makassar melaksanakan ujian sekolah 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Sekolah SD dan SMP di Makassar menyambut baik program perkuatan ummat oleh Pemerintah Kota Makassar.

Program tersebut diwujudkan lewat kawasan santri yang harus dimiliki oleh semua sekolah di Makassar.

Kepala Sekolah SMPN 6 Makassar Munir mengatakan, sekolah santri ini dalam rangka pembinaan karakter peserta didik.

Sejauh ini kata Munir, masing-masing sekolah sudah menerapkan kawasan santri.

Misalnya tiap sekolah punya remaja masjid.

Pakaian siswa juga terbilang tertutup, laki-laki menggunakan celana panjang.

Sementara perempuan mayoritas berjilbab, kecuali non muslim.

"Sebenarnya itu sudah masuk kawasan santri, cuman belum terorganisir. Kalau terorganisir akan lebih kelihatan programnya, jadi bagus," ucap Munir kepada Tribun-Timur.com, Senin (28/11/2022)

Edaran Dinas Pendidikan terkait kawasan santri tersebut kata Munir menjadi dasar bagi sekolah untuk mencanangkan program yang lebih baik.

Misalnya membentuk kegiatan ekstra kurikuler menyangkut pembinaan karakter.

Kemudian juga perlu didukung dengan anggaran dana bos supaya kegiatannya bisa terakomodir dengan baik.

"Bagusnya dibentuk kayak ekskul, ada pembina, struktur organisasi, masuk dalam RKA anggaran dana BOS, kalau tidak ada ekskul sulit kita hitung kegiatan apa yang dilakukan," ujarnya.

Pada dasarnya, kawasan santri ini tidak bermaksud untuk membedakan maupun memisahkan antara siswa muslim dan non muslim.

Yang ingin diciptakan adalah nuansa religius, untuk semua agama.

Siswa dibiasakan untuk melakukan hal positif di sekolah agar terbebas dari perilaku menyimpang.

Terpisah, Kepala Sekolah SMPN 3 Makassar Kaswadi mengemukakan, sekolahnya sudah lebih dulu menerapkan kawasan santri.

SMPN 3 Makassar menggagas program tahfiz weekend. 

Program tersebut adalah kegiatan hafal Alquran yang dilakukan setiap Sabtu.

Tiap Sabtu, peserta didik menyetor hafalannya.

Program ini sudah berjalan sejak 2 bulan lalu atau delapan kali pertemuan dan dilakukan di luar jam pelajaran.

Program tahfiz weekend ini masih dalam tahap uji coba dan akan dievaluasi pada Desember mendatang.

Target minimal satu siswa 1 juz, namun sudah banyak siswa yang hafalannya tembus 2 juz.

"Sekolah kami lebih dulu terapkan kawasan santri karena kami melihat banyak siswa lulusan pesantren, mereka punya dasar hafalan sehingga penting untuk dimaksimalkan," ujarnya.

Bahkan, sudah ada 30 siswa kata Kaswadi yang punya potensi jadi penghafal Alquran.

Mereka dibina oleh tiga ustaz, diluar guru agama yang ada di sekolah.

Teknis pelaksanaan, setoran hafalan dilakukan dengan dua cara, yakni virtual dan tatap muka.

"Virtual dilakukan tiap Sabtu, sementara online tiap hari Senin dan Minggu. Ada aplikasinya untuk setor hafalan," bebernya.

Selain Tahfiz weekend, ada juga program Jumat ibadah yang rutin dilakukan.

Siswa muslim menjalankan salat Jumat, sementara non muslim disatukan dalam kelas untuk dibimbing oleh guru agama Kristen. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved