Kerbau
Cerita Pong Erna, Pedagang Kerbau di Toraja Utara Sekolahkan Anak dari Hasil Jual Kerbau
Pong Erna menjelaskan untuk tipe kerbau sangat beragam jenisnya, mulai dari Tedong Saleko, Tedong Bonga, Lotong Bokko, Ballian dan sebagainya.
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Muh. Irham
TORAJA, TRIBUN-TIMUR.COM - Sembari membenarkan sarung yang ia kenakan, Pong Erna memberi makan kerbau-kerbaunya. Pong' Erna merupakan salah satu pedagang kerbau di Pasar Bolu' Kabupaten Toraja Utara' Sulawesi Selatan.
Pong Erna (59) menceritakan kisahnya sebelum beralih profesi menjadi penjual kerbau.
"Sebelum menjadi pakambi' tedong, saya adalah supir bus ukuran 3/4 rute Toraja-Palu hingga tahun 1981," katanya.
Pong Erna menjelaskan untuk tipe kerbau sangat beragam jenisnya, mulai dari Tedong Saleko, Tedong Bonga, Lotong Bokko, Ballian dan sebagainya.
Harganya pun bervariasi, mulai dari puluhan juta rupiah per ekor hingga Rp 1 miliar tergantung jenis dan ukurannya.
Ia mengatakan, selain jenisnya, yang menjadi tolak ukur harga seekor kerbau juga terletak dari ciri-ciri kulit, mata, otot, dan sejenisnya.
"Contohnya, masing-masing kerbau terletak dari warna, dan pusaran bulu di kulit, itu mempunyai nilai dan makna tersendiri," terangnya
Pong' Erna menjelaskan kepada TribunTimur bahwa suatu kebanggaan tersendiri bisa menyekolahkan ketujuh anaknya hingga ke perguruan tinggi.
"Dari ke-7 anak saya, ada yang bahkan menjadi dosen UKI Toraja," ujarnya.
Warga Tondon, Toraja Utara ini menjelaskan harapannya untuk pemerintah agar penataan Pasar Hewan Bolu ini ditata lebih baik.
"Untuk limbah kotoran hewan ini, Pemerintah harusnya menyediakan tempat pengelolaan atau pembuangannya," kata Pong Erna