BBIHPMM Launching Produk Briket dan Website IKM Binaan PT Sumber Rezeki Kajang
Acara launching berlangsung di Gedung Pertemuan BBIHPMM, Jl Prof Abdurrahman Basalamah, Kelurahan Karampuang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar
Penulis: Nur Rofifah Marzuki | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim (BBIHPMM) menggelar launching produk briket dan website dari PT Sumber Rezeki Kajang.
PT Sumber Rezeki Kajang merupakan salah satu binaan yang mendapatkan fasilitas pendampingan dan mentoring dalam kegiatan Penguatan Industri melalui Optimalisasi Teknologi (PINOTI) Tahun 2022, yang merupakan salah satu program kerja Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Industri (POPTIKJI) - BSKJI, Kementerian Perindustrian.
Acara launching berlangsung di Gedung Pertemuan BBIHPMM, Jl Prof Abdurrahman Basalamah, Kelurahan Karampuang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Rabu (23/11/2022).
Launching produk briket bertujuan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan Inkubasi sekaligus menfasilitasi media promosi untuk memperkenalkan produk inovasi Tenant/IKM binaan BBIHPMM ke masyarakat luas.
Dalam kegiatan ini turut hadir Kepala BBIHPMM Dr Setia Diarta MT, Wakil Bupati Sidrap Ir H. Mahmud Yusuf, Direktur PT Sumber Rezki Kajang Zainuddin.
Koordinator Kemitraan Pelayanan Jasa dan Konsultansi Industri, Muh. Idham, Mentor Eksternal Eko Imam Satoto dan Sadly Syamsuddin.
Direktur Sumber Rezeki Kajang Zainuddin menjelaskan, briket arang batok kelapa merupakan bahan bakar alternatif yang bisa digunakan untuk mengganti bahan bakar yang selama ini digunakan seperti minyak tanah, gas dan kayu bakar.
Selain itu produk briket juga mempunyai manfaat dari segi kesehatan dan lingkungan karena tidak menghasilkan asap yang minimal pada saat proses pemasakan atau pembakaran.
"Briket tidak mempunyai asap, bahkan di dalam ruangan kita bisa gunakan," ujarnya.
Harga penjualan briket 1 kg dijual dengan harga eceran Rp 22 ribu, sementara penjualan untuk minimal sebanyak 1 ton berkisar Rp 17 ribu per kg.
Konsumen bisa menakar penggunaan briket agar lebih hemat, selain itu suhu panas briket mencapai 7000 kalori per biji.
Zainuddin menuturkan saat menjalankan bisnis briket tidak lepas dari pendampingan BBIHPMM.
"BBIHPMM membantu melakukan uji laboratorium untuk memantapkan kualitas produk kami, terbukti dari hasil uji yang telah keluar hasilnya memenuhi persyaratan standar mutu" ujar Zainuddin.
Selain itu, BBIHPMM mengarahkan Zainuddin untuk meningkatan kapasitas produksi briket dari 200 kg perhari menjadi 500 kg perhari, dengan menambah oven pengering dan talang wadah briket.
"Kendala oven hanya bisa 200 kilo, saya diberi motivasi menggunakan bantuan panas matahari, ternyata kapasitas produksinya tinggi," tuturnya.