Muhammadiyah
Prof Irwan Akib Buat Sejarah, Prof Ambo Asse: Bukan Hanya untuk Sulsel tapi Indonesia Timur
Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Prof Irwan Akib MPd terpilih dalam 13 pimpinan pusat Muhammadiyah di Jawa Tengah.
Pada pembuat kursi pentil itu, Ia bekerja sebagai tukang cat.
Sebenarnya, ia sempat tidak diizinkan oleh orang tuanya untuk lanjut studi karena biaya terbatas.
Beruntung, ia meyakinkan diri dan orang tuanya bahwa dirinya bisa kuliah sambil bekerja.
Terbukti, sejak tahun kedua kuliahnya, ia telah bekerja sebagai asisten dosen dan pengajar di SMA Muhammadiyah dan SMA PGRI, keduanya terletak di Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel.
Tidak hanya itu, selain belajar dan mengajar, setiap subuh dirinya harus membantu sang nenek mendorong gerobak berisi jualan pakaian dari rumah sampai pasar itu.
Selain belajar, asisten dosen, dan mengajar, Irwan juga sibuk menjadi instruktur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Kala itu, semua mahasiswa Universitas Negeri Makassar mengenal Irwan sebagai IMMawan UNM.
Ia juga adalah aktivis Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM). Jabatannya, adalah sekretaris.
Karier Akademisi
Karier Irwan Akib di universitas bermula dengan menjadi dosen PNS di Unismuh. Perjalanan itu tidak mudah.
Pertama dia menjadi ketua jurusan Matematika. Selanjutnya, ia diminta menjadi Pembantu Dekan (PD) 1 FKIP Unismuh.
Ia menggantikan pejabat sebelumnya yang pergi sekolah namun lama kembali. Saat pejabat PD 1 itu pulang, Irwan kembali menjadi ketua jurusan.
Tidak lama menjadi ketua jurusan, Irwan diangkat menjadi PD 1 lagi. Selama menjadi PD 1, ia lalu kuliah S3.
Sepulang Irwan S3, pejabat Dekan FKIP Unismuh Ashabul Kahfi (yang kini Ketua Komisi VIII DPR RI) mengundurkan diri.
Irwan pun dimintai untuk menggantikan Kahfi. Setelah jadi Dekan FKIP selama sembilan bulan, ia pun diangkat lagi menjadi Pembantu Rektor (PR) 1 Unismuh Makassar.