Hasil Indeks Bisnis UMKM BRI Q3 2022 Sebut Bisnis UMKM Tetap Tumbuh Meski di Tengah Inflasi
Pertumbuhan positif itu terlihat dari skor indeks bisnis UMKM yang mencapai angka 103,2.
Penulis: Erlangga Satya Darmawan | Editor: AMALIA PURNAMA SARI
“Hampir seluruh komponen penyusun Indeks Bisnis UMKM Kuartal III-2022 mengalami penurunan. Hal terbesar terjadi pada komponen volume produksi dan penjualan saat berakhirnya periode lebaran. Ini membuat permintaan kembali ke level normal,” kata Sunarso.
Meski tak setinggi kuartal sebelumnya, tapi rata-rata harga jual pada kuartal III mengalami kenaikan.
Hal tersebut disebabkan oleh sebagian pelaku UMKM yang memilih untuk tidak menaikkan harga jual agar volume penjualannya tidak semakin tergerus.
Dengan volume penjualan yang terbatas dan kenaikan harga jual yang lebih kecil, omzet penjualan pun jadi ikut menurun.
“Selanjutnya, naiknya harga bahan baku dan penjualan yang melemah juga membuat pertumbuhan pemesanan dan persediaan barang input serta persediaan barang jadi melambat. Di tengah tantangan tersebut, komponen investasi usaha tetap meningkat sejalan dengan optimisme perekonomian Indonesia yang diperkirakan akan tetap baik ke depannya,” tuturnya.
Sementara itu, jika dilihat secara sektoral, bisnis UMKM masih mampu tumbuh walaupun dalam tingkat yang terbatas. Meski begitu, pertumbuhan ini tak terjadi pada sektor pertanian.
Adapun penurunan bisnis UMKM pada sektor pertanian disebabkan oleh harga barang input yang relatif tinggi dan langka.
Selain itu, adanya penyakit pada ternak dan hama tanaman, faktor cuaca yang kurang kondusif, serta turunnya harga beberapa komoditas perkebunan, seperti karet dan kelapa sawit jadi penyebab utama dari stagnasi sektor pertanian.
“Ada juga sektor hotel dan restoran yang mengalami perlambatan pertumbuhan. Ini lantaran tingkat penjualan setelah lebaran kembali ke level normal dan daya beli masyarakat yang menurun,” jelas Sunarso.
Indeks ekspektasi dalam fase optimistis
Meski pertumbuhan bisnis UMKM melambat, tapi sebagian besar pelaku UMKM tetap optimistis terhadap kinerja usahanya pada kuartal IV-2022.
Hal tersebut dapat dilihat dari indeks ekspektasi bisnis UMKM yang berada di level 126,5 atau dalam fase optimistis.
Hasil survei tersebut menyebutkan bahwa efek kenaikan harga BBM bersubsidi cenderung bersifat sementara sehingga pelaku UMKM optimistis bisnisnya dapat lebih ekspansif pada kuartal IV-2022.
Berdasarkan survei Ekspektasi Indeks Sentimen Pebisnis UMKM, skor optimistis pelaku usaha pun ada pada level yang tinggi, yakni 134,6 dan jauh diatas ambang batas 100.
Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan bisnis UMKM, maka sentimen pebisnis UMKM terhadap perekonomian dan usaha secara umum juga menurun. Namun, kondisi ini dinilai masih tetap kondusif.
Hal tersebut tercermin melalui skor Indeks Sentimen Bisnis (ISB) UMKM yang mencapai angka 126,1 pada kuartal II-2022 menjadi 114,6 pada kuartal III-2022.