Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muktamar Muhammadiyah

Profil Ambo Asse Ketua PWM Sulsel, Lolos 39 Besar Calon PP Muhammadiyah

Penetapan 39 nama itu dilakukan dalam Sidang pleno IV Tanwir Muhammadiyah di Auditorium Mohamad Djazman UMS Surakarta di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat

Editor: Ari Maryadi
Muhammadiyah Sulsel
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse (kiri) dan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof Irwan Akib. 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Ketua dan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel lolos 39 besar calon anggota tetap Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Keduanya yaitu Prof Ambo Asse dan Prof Irwan Akib.

Penetapan 39 nama itu dilakukan dalam Sidang pleno IV Tanwir Muhammadiyah di Auditorium Mohamad Djazman UMS Surakarta di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (18/11/2022).

Prof Irwan Akib meraih 120 suara.

Sementara Prof Ambo Asse meraih 100 suara.

Mereka dipilih sebanyak 197 orang yang hadir dari unsur Pimpinan Pusat Muhammadiyah, perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, dan perwakilan organisasi otonom tingkat pusat.

Pemilihan e-voting anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah berlangsung selama 1,5 jam yang menjaring 39 nama ini hasil dari saringan atas 92 calon nama.

Berikut Profil Prof Ambo Asse:

Ambo Asse lahir di Tanrutedong - Sidrap, 22 Oktober 1958.

Saat ini Ambo Asse menjabat Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel dan Guru Besar UIN Alauddin Makassar.

Meski merupakan dosen tetap di kampus UIN, namun dia sudah puluhan tahun mengajar di Unismuh Makassar.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan Prof Ambo Asse
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan Prof Ambo Asse (TRIBUN-TIMUR.COM/ARI)

Sepak terjangnya dalam akademik, birokrasi, maupun di dalam organisasi Muhammadiyah juga tak perlu diragukan.

Jejaring pergaulannnya juga cukup luas, mulai dari level nasional dan internasional.

Dididik dari Pendidikan keagamaan

Sejak kecil, Ambo Asse telah ditempa pendidikan formal bernuansa keagamaan.

Dia menamatkan pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tanrutedong tahun 1972.

Lalu melanjutkan Pendidikan Guru Agama 4 Tahun (Setingkat SMP) Tahun 1975, dan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 tahun, pada tahun 1977.

Pendidikan formal jenjang Sarjana Muda hingga Doktor ditempuhnya di IAIN Alauddin, yang kini berubah status menjadi UIN Alauddin.

Di sana, gelar Sarjana Muda (BA) diraihnya di tahun 1981. Kemudian menyelesaikan pendidikan sarjana lengkap (Drs) pada tahun 1985.

Tidak cukup sampai di situ. Dia melanjutkan pendidikan S2 Ilmu Hukum Islam dan Hadis, dan selesai pada tahun 2000.

Namun jenjang pendidikan tertingginya dicapai dalam bidang Ilmu Tafsir Hadis tahun 2007.

Karya Intelektual

Di tahun 1987, atau dua tahun setelah menyelesaikan pendidikan S1, Ambo Asse terangkat sebagai Dosen PNS di Fakultas Syariah IAIN Alauddin.

Dia ditunjuk sebagai Sekretaris Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, dan Sekretaris Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Syariah IAIN Makassar (1993-1995) berkat ketekunannya secara administratif.

Jabatan Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah IAIN Alauddin diembannya pada tahun 1996-1998.

Lalu didaulat sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin (2004-2008).

Lalu tahun 2008-2012,dia didapuk sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin (2008-2012).

Setelah berdirinya Fakultas Ekonomi dan Bisnis di UIN Alauddin, dia pun menjadi dekan pertama (2013-2019).

Tak hanya berkiprah di UIN Alauddin, Ambo Asse juga melebarkan sayap akademiknya di Unismuh Makassar cukup lama.

Dia bahkan sempat memegang jabatan Pembantu Dekan IV Fakultas Pertanian (2000-2004).

Di Unismuh, dia juga pernah duduk di jajaran Anggota Badan Pembina Harian (BPH) masa bakti 2012-2014.

Selain di Unismuh, dia pernah diamanahkan sebagai Ketua Badan Pembina Harian Akademi-akademi Kesehatan (Akkes) Muhammadiyah periode 2014-2018.

Meski begitu, kesibukannya mengurus birokrasi kampus tak lantas membuatnya melupakan tanggung jawab intelektual sebagai dosen.

Tak kurang dari 25 buku/karya ilmiah telah ditulisnya.

Dia juga telah terlibat dalam sedikitnya 20 penelitian yang dibiayai negara maupun bersifat mandiri.

Kerja keras membuat Ambo Asse mendapatkan jabatan fungsional tertinggi di dunia akademik.

Dia meraih gelar Guru Besar (Profesor) pada tahun 2010, dengan pidato pengukuhan yang berjudul ‘Hak Azasi Manusia dalam Perspektif Hadis Nabi SAW’.

Sejak tahun 2009, Ambo Asse juga telah didaulat sebagai Assesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Pengalaman ini diharapkan bisa meningkatkan nilai Akreditasi Perguruan Tinggi Unismuh menjadi Unggul (A) pada periode kepemimpinannya.

Aktif Berbagai Organisasi

Rekam jejak Ambo Asse di bidang akademik dan birokrasi kampus ternyata didorong oleh pengalaman masa mudanya.

Sejak mahasiswa, dia juga telah menghabiskan sebagian besar waktunya sebagai aktivis organisasi.

Di tahun 1979-1987, dia tercatat sebagai aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Kariernya di organisasi ini bermula dari Sekretaris Komisariat Fakultas Syariah IAIN Alauddin (1979-1981), hingga duduk sebagai Sekretaris Umum DPD IMM Sulsel (1984-1987).

Dia pun pernah tercatat sebagai Pengurus Departemen Penyiaran Islam Pemuda Muhammadiyah Sulsel (1982-1985).

Sejak itu, kiprahnya tak pernah putus di Muhammadiyah.

Tercatat, dia pernah duduk sebagai Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PWM Sulsel (1985-1990), Sekretaris Majelis Tabligh PWM Sulsel (1990-1995), Wakil Sekretaris Majelis Tarjih PWM Sulsel (1990-1995), dan Wakil Ketua Majelis Tabligh PWM Sulsel (1995-2000). Pernah pula didapuk sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Karunrung (1995-2000).

Pada tahun 2000, Ambo Asse diminta KH Nasruddin Razak, Ketua PW Muhammadiyah saat itu, untuk membenahi pendidikan Muhammadiyah di Sulsel.

Dia pun menerima amanah sebagai Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PWM Periode (2000-2005).

Sejak Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Sulsel di Parepare tahun 2005, Ambo Asse terpilih sebagai Anggota Pimpinan 13 PWM Sulsel, dan duduk sebagai Wakil Ketua PWM Sulsel periode 2005-2010.

Jabatan yang sama kembali diembannya pada periode 2010-2015.

Pengalaman panjang sebagai aktivis Muhammadiyah akhirnya mengantarkan Ambo Asse sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel pada Musywil di Palopo tahun 2015.

Selain di Muhammadiyah, Ambo Asse juga pernah tercatat sebagai aktivis HMI (1978), dan Bendahara IKA Syariah IAIN (1998-2015). Di Majelis Ulama Indonesia (MUI), Guru Besar Ilmu Hadis ini pernah duduk sebagai Pengurus Komisi Kerukunan MUI Provinsi Sulsel (2001-2006).

Saat ini, Ambo Asse masih tercatat sebagai anggota Dewan Pertimbangan MUI Sulsel (2016-2021), dan Badan Hisab dan Rukyah Provinsi Sulsel (2000-2015).

Berbekal segudang pengalaman inilah, kepemimpinan Ambo Asse diharapkan mengantar Unismuh menjadi perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved