Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Profesi Rudyanto Warga Kalideres Meninggal Bersama Keluarga di Rumah, Ketua RT Tak Yakin Kelaparan

Tetangga juga ungkap profesi Rudyanto yang menguatkan mereka meninggal bukan karena kelaparan. Tapi memang ada faktor lain.

Editor: Ansar
TribunJakarta
Adik korban sekeluarga tewas di Kalideres sebut tak ada kesusahan ekonomi.Teka-teki meninggalnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat masih misterius. Para tetangga termasuk Ketua RT tak yakin jika Rudyanto bersama keluarganya meninggal gara-gara kelaparan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Teka-teki meninggalnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat masih misterius.

Para tetangga termasuk Ketua RT tak yakin jika Rudyanto bersama keluarganya meninggal gara-gara kelaparan.

Tetangga juga ungkap profesi Rudyanto yang menguatkan mereka meninggal bukan karena kelaparan. Tapi memang ada faktor lain.

Kabar kelaparan muncul lantaran tidak ditemukan sisa makanan di lambung mereka.

Polisi juga tak menemukan adanya unsur kekerasan di tubuh korban.

Namun kini dugaan tersebut mulai terbantahkan setelah fakta kekayaan keluarga ini terungkap.

Diketahui keluarga ini memiliki aset hingga miliaran rupiah.

Tak hanya itu di rumah tersebut, polisi juga menemukan satu lemari es empat pintu.

Mulai dari ketua RT hingga kerabat korban juga merasa ragu soal dugaan tewas kelaparan tersebut.

“Saya tidak yakin di DKI Jakarta ini meninggal karena kelaparan.

Kalau dilihat dari segi rumah yang tinggal di kawasan komplek tidak mungkin dia tidak makan,” terang Umar, Sabtu (12/11/2022).

Hal senada disampaikan Ketua RT 007 RW 015 Kalideres, Asiung.

 Ia pun tak percaya jika korban tewas kelaparan akibat tak sanggup membeli makan.

Pasalnya selama ini dia mengenal keempat korban sebagai keluarga yang berkecukupan.

"Saya katakan lagi, ini keluarga mapan.

Punya kendaraan mobil, motor dan bukan penerima bansos.

Iya kan," kata Asiung di lokasi, Minggu (13/11/2022) dilansir dari TribunnewsBogor.com.

Meski demikian, Asiung mengakui tidak mengetahui secara pasti kondisi ekonomi keluarga itu akhir-akhir ini.

Lantaran seluruh anggota keluarga di rumah itu adalah warga yang tertutup dan jarang bersosialisasi.

Sementara itu, adik kandung Margaretha Gunawan, Ris Astuti (64) menyebut, seandainya keluarga kakaknya itu kelaparan dan tak ada uang, maka mereka seharusnya bisa meminta bantuan.

"(Dugaan kelaparan) kecil menurut saya.

Tapi enggak tahu juga.

Misalnya benar, agak aneh juga, saya juga bingung," ungkap Ris di Polsek Kalideres, Sabtu (12/11/2022).

"Misalnya kalau dia lapar, enggak ada makanan atau kurang buat makan, kan dia bisa kontak ke saudara kan," sambungnya.

Meski begitu, selama ini kata Ris, korban belum pernah meminta bantuan makanan atau uang untuk membeli makan.

Ris lalu mengenang masa-masa saart Margaretha Gunawan kerap mengiriminya makanan dan baju-baju.

"Sebelumnya enggak pernah minta. Malah dulu suka ngasih dia. Waktu di Gunung Sahari (20 tahun lalu) itu suka ngasih dia,"

"Baik itu makanan, baju-baju, kalau kita ultah dikirimin paket," ungkap Ris.

Ris memastikan jika kondisi perekonomian keluarga Margaretha dan suaminya Rudyanto dulunya terbilang berkecukupan.

Suami Ris, Handoyo (64), menyebut pasutri itu pernah memiliki penghasilan yang mampu menopang kehidupan sehari-hari.

Margaretha dulu jualan kue, sementara Rudyanto bekerja di kantoran.

"Yang saya tahu, ibunya (Margaretha) dulu jualan kue. Bapaknya (Rudyanto) bekerja di kantoran,"

"Tapi anaknya (Dian) saya enggak tahu kerjanya apa," ujar Handoyo.

Kecurigaan Pakar Ahli

Sementara itu,seorang pakar pun curiga dan menduga satu keluarga ini memang sengaja melaparkan diri hingga tewas.

Diberitakan sebelumnya, satu keluarga yang terdiri atas empat orang ditemukan meninggal dunia di Perumahan Citra Garden Satu Extention Blok AC 5 No 7, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sore.

Mereka tediri atas pasangan suami istri, anak, dan ipar dengan inisial masing-masing, suami RG (71), istri RM (66), anak DF (42), dan ipar BG (68).

Motif di balik satu keluarga tewas dengan perut kosong itu belum dapat dipastikan.

Namun, kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menduga empat anggota keluarga yang tewas tersebut memiliki keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia.

Diketahui, suami istri serta anak perempuan dan ipar ditemukan tak bernyawa dalam keadaan lambung kosong dan tak ditemukan makanan dan air minum di rumah tersebut.

“Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem,” ujar Adrianus, Sabtu (12/11/2022).

Satu keluarga tewas di Kalideres semata-mata karena kelaparan dan tidak punya uang untuk makan adalah sangat tidak mungkin.

Adrianus berpendapat mereka tinggal di perumahan kelas menengah dan memiliki aset untuk dijual.

Selain itu, Adrianus Meliala justru menilai ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini.

“Saya bayangkan bunuh diri dengan melaparkan diri, tetapi saya tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu,” ujarnya, dikutip TribunJatim.com dari TribunJakarta.

Ia justru menduga ada tindakan pelaparan.

Artinya, ada pihak-pihak yang membuat mereka lapar dengan tidak memberi akses makanan.

Ada kemungkinan juga pihak yang lebih muda lebih aktif dan bisa saja sebagai pelaku.

“Tentu ada motif ya kenapa seperti itu, harus menunggu hasil autopsi yang akurat,” ucapnya.

Menurut Adrianus, skenario pelaparan semakin mungkin sebab ketika ada pihak yang mendorong kelaparan itu terjadi, barulah pihak ketiga mengakhiri hidupnya dengan cara tertentu.

Adrianus juga punya dugaan kedua di balik kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres ini.

Dugaan ini menyangkut motif keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia.

Mengutip dari Wikipedia, kata "apokaliptik" berasal dari bahasa Yunani yang artinya "menyingkapkan" atau " membukakan".

Kata ini merujuk pada sesuatu yang sebelumnya tersembunyi dan sekarang telah disingkapkan sekarang.

Sementara itu bila membaca sastra apokaliptik, kita dapat menemukan pembedaan yang tegas antara dunia yang sekarang dengan dunia yang akan datang.

Sastra Apokaliptik berbicara tentang eskatologi, yaitu akhir dunia yang semakin memburuk hingga betul-betul kiamat, lalu tiba-tiba muncul dunia baru yang serba indah.

Saat dunia yang baru itu datang, segala kejahatan dan kuasanya akan dimusnahkan oleh Allah.

Orang-orang yang telah mati akan dibangkitkan, dan akan ada penghakiman bagi semua orang.

Sastra apokaliptik dengan demikian mendorong orang-orang agar dapat bertahan dalam penindasan.

Sasaran akhir tulisan ini adalah berakhirnya segala kejahatan, kekuasaan yang dimiliki negara-negara besar di dunia tidak akan bertahan lama, dan zaman keselamatan pun tiba.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dan TribunJatim.com dengan judul Sosok Keluarga yang Tewas di Kalideres, Asetnya Miliaran Rupiah, Sempat Tekuni Profesi Ini, Sekeluarga yang Tewas di Kalideres Sengaja Laparkan Diri? Pakar Bahas Paham Akhir Dunia, 'Ekstrem'

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved