Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lewat BRI Peduli, Limbah Masker yang Terurai dalam 300 Tahun Diolah Jadi Pot Tanaman

BRI menggelar kegiatan pengumpulan limbah masker non infeksius yang diolah menjadi pot tanaman.

Penulis: Inang Jalaludin Shofihara | Editor: Mikhael Gewati
DOK. Humas BRI
BRI menginisiasi kegiatan BRI Peduli Penanganan Limbah Masker Non Infeksius dengan menyediakan fasilitas pengumpulan limbah masker (drop box) dan peralatan sterilisasi awal yang dapat memudahkan proses pengumpulan. 

Akibatnya, tidak ada pemulung yang berani mengambil limbah masker non-infeksius tersebut. Selain itu, sebagian pemulung tidak tahu masker juga berasal dari plastik.

Dengan begitu, limbah masker membludak dan tersebar di mana-mana, bahkan sampai ke laut.

Padahal, limbah masker memerlukan waktu yang lama untuk hancur, sekitar 300 tahunan.

Seperti sampah plastik lainnya, apabila tidak dikelola dengan benar, masker sekali pakai dapat mencemari lingkungan.

Dalam proses mengurai tersebut, limbah masker terlebih dahulu berubah menjadi partikel-partikel kecil yang disebut sebagai nano plastik. Hal ini menjadi masalah ketika dimakan ikan dan mahluk laut lainnya.

Bantuan sarana prasarana BRI

Pada Agustus 2022, Yayasan Upakara Bhuvana Nusantara (UBN) mendapatkan bantuan sarana dan prasarana dari BRI berupa satu unit mobil pengangkut limbah masker, drop box dan alat sterilisasi limbah masker untuk mendukung kegiatan pengelolaan limbah masker non infeksius.

Pemberian bantuan tersebut merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL)/ corporate social responsibility (CSR) BRI Peduli.

“Kami didukung oleh BRI, saat itu tim CSR BRI meninjau fasilitas pengolahan kami. Akhirnya kami diberikan mobil operasional,” kata Sugeng.

Tak berhenti di situ saja, BRI juga ambil bagian dalam mengumpulkan limbah masker non infeksius yang berasal dari karyawan. Limbah ini kemudian diberikan kepada yayasan untuk dikelola.

Sejauh ini, dalam kurun waktu pandemi Covid-19, Yayasan UBN telah memproses 4 ton masker. Dalam waktu dekat, yayasan ini akan mengelola 2 ton limbah masker.

Sugeng pun mengapresiasi peran dari masyarakat yang sadar akan pentingnya mengelola limbah masker.

Banyak masyarakat di seluruh Indonesia yang mengirimkan limbah masker ke yayasan yang berlokasi di Jalan Binamarga 2 Blok C No 31, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.

“Secara keseluruhan masyarakat kita ini sangat baik dan antusias, mereka men-support program kami. Jumlahnya ribuan orang yang mengirimkan maskernya ke kami dari seluruh Indonesia. Luar biasa, terharu banyak respon dari masyarakat,” kata Sugeng.

Sugeng menyebutkan, limbah masker tersebut akan dicetak menjadi pot dengan mengajak sekolah sebagai media ajar kepada para pelajar.

“Hasil dari produksi limbah masker berupa pot tanaman tersebut disumbangkan ke sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi bagaimana mencintai lingkungan,” terangnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved