Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Budidaya Koral

Tim Pusjakstra KLHK Visitasi Budidaya Koral di Pangkep, Thomas: Dukung Blue Carbon

Tim kebijakan KLHK turun melakukan visitasi sebagai salah satu bagian Manajemen Authority dalam pengelolaan koral.

Editor: Hasriyani Latif
PPNP
Kepala Pusat Kebijakan Strategis (Pusjakstar) KLHK Thomas Nifinluri menerima buku Gapekhi dari Ketua Gapekhi Mauli Kasmi, Senin (7/11/2022). CV Rezky Bahari yang dipimpin Mauli Kasmi adalah binaan Ditjen KSDAE yang mengembangkan budidaya koral di alam yakni Pulau Karanrang, Pangkep. 

TRIBUN-TIMUR.COM, PANGKEP –Pusat Kebijakan Strategis (Pusjakstra) Setjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan visitasi ke lokasi budidaya karang hias di Pulau Karanrang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Sabtu (5/11/2022).

Tim kebijakan KLHK turun melakukan visitasi sebagai salah satu bagian Manajemen Authority dalam pengelolaan koral atau karang hias.

Kegiatan visitasi tersebut juga bagian dari pembatasan pengambilan indukan koral dari alam hanya sampai pada tahun 2024. Selanjutnya pengambilan koral hanya diijinkan dari hasil budidaya.

Kepala Pusat Kebijakan Strategis (Pusjakstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Thomas Nifinluri mengatakan kegiatan budidaya ini sangat bagus bagi kelestarian lingkungan.

"Budidaya koral ini menjamin kelestarian dan mendukung blue carbon. Tentu kita mendukung sepenuhnya kegiatan budidaya koral yang dilakukan CV Rezky Bahari,” kata Thomas Nifinluri saat dikonfirmasi, Senin (7/11/2022).

Blue Carbon mengacu pada karbon organik yang ditangkap dan disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir dunia.

Sebagian besar karbon organik ini dihasilkan oleh alga, lamun, makroalga, bakau, rawa-rawa asin dan tanaman lain di lahan basah pesisir.

CV Rezky Bahari telah mengembangkan budidaya koral ini dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dan menunjukkan kemajuan yang signifikan melalui hasil kajian dan penelitian multiyears.

Diketahui konsep pengembangan budidaya koral milik CV Rezky Bahari ini akan dilakukan secara terpadu dengan prinsip kelestarian dan kesejahteraan.

Program tersebut meliputi; budidaya koral perairan dangkal; penelitian dan pengembangan; penguatan database dan sistem informasi; re-stocking dan penanaman koral.

Kemudian program wisata bahari dengan obyek areal budidaya koral; promosi, diseminasi, penyuluhan dan literasi konservasi koral; serta peningkatan kapasitas kelompok masyarakat.

“Dengan pendekatan secara terpadu diharapkan kawasan konservasi laut dan perairan terjaga kelestariannya dan mendorong perekonomian lokal dan regional. Daya saing melalui inovasi terbangun secara berkelanjutan,” lanjut Thomas Nifinluri.

Sosok di belakang CV Rezky Bahari adalah Mauli Kasmi yang merupakan Ketua Gabungan Pengusaha Karang Hias Indonesia (Gapekhi) dan praktisi pembudidaya koral.

Mauli juga sebagai dosen Politeknik Pertanian Negeri Pangkep (PPNP) Jurusan Agribisnis Perikanan, pengajar di Agribisnis Perikanan Unhas dan Fakultas Ilmu Kelautan UMI Makassar.

CV Rezky Bahari yang dipimpin Mauli Kasmi adalah binaan Ditjen KSDAE yang mengembangkan budidaya koral di alam yakni Pulau Karanrang, Kabupaten Pangkep.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved