Peatihan
BBPVP Makassar Gelar Skill Development Center, Harap Bisa Tangani Masalah Pengangguran
Kegiatan ini dilaksanakan tiga hari, Senin-Rabu (7-9/11/2022) di Ruang Bugis 2 Lantai 1 Hotel Teras Kita, Jl AP Pettarani, Makassar.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Muh. Irham
"Kalau pimpinan daerah sudah memberikan pemerintah untuk bagaimana organisasi perangkat daerah (OPD), semua instansi sama-sama berkolaborasi, bahkan di level nasional semua kementerian dan lembaga berkolaborasi, kerja keroyokan untuk pengurangan pengangguran, pasti bisa berhasil pastinya," tutur pria 56 tahun ini.
Ia berharap, kehadiran Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi membuat kementerian/lembaga hingga pemerintah provinsi maupun daerah bersatu padu dalam sinkronisasi antara pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi.
Makanya, para peserta SDC ini juga harus merencanakan program yang nyata, bisa diimplementasikan.
Misalnya, bagaimana memasifkan pelatihan, karena pelatihan itu ada di sebelas kementerian/lembaga dan di bawahnya. Diantaranya, ada Kementerian PUPR, Kementerian Koperasi, Kementerian Sosial dan lain-lain. Apalagi, Kementerian Ketenagakerjaan sebagai leading sektor.
"Dengan upaya memasifkan itu, sejumlah tenaga terampil semakin banyak. Dengan calon tenaga kerja yang terampil, otomatis kesempatan bekerja semakin luas. Artinya orang-orang tersebut terserap di pasar kerja. Setelah terampil mudah dapat pekerjaan," jelas Fitroh.
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemprov Sulsel, Ardiles Saggaf berharap besar dengan SDC yang dilaksanakan.
Sebab, salah satu program dicanangkan itu adalah SDC bersama pemerintah bisa mengatasi masalah pengangguran.
"Saya tekankan pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam mengatasi pengangguran. Tentu membutuhkan mitra supaya masalah pengangguran dikeroyok bersama-sama," katanya.
Melalui SDC, calon pekerja dapat meningkatkan skill atau keahlian. Lantara perusahaan mudah menerima pekerja jika mempunyai kompetensi yang tersertifikasi.
"Makanya saya tekankan, kompetensi itu paling utama bagaimana sertifikasi kompetensi di kedepankan. Walau memang masalah pendidikan tidak boleh di kesampingkan. Sekarang ini perusahaan dalam menerima pekerja itu paling utama ditanyakan adalah kompetensi. Kalau itu tersertifikasi dengan mudah mereka (calon pekerja) diterima di perusahaan," pungkasnya. (*)