PSM Makassar
Liga 1 Bergulir Tanpa Penonton? Bernardo Tavares: Suporter Jantung dalam Tim
Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares menilai jika Liga 1 bergulir tanpa penonton adalah tidak adil.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PT Liga Indonesia Baru (LIB) memberikan tiga pilihan waktu untuk melanjutkan kembali Liga 1 2022/2023.
Sebagaimana diketahui, Liga 1 dihentikan sementara Tragedi Kanjuruhan beberapa waktu yang lalu.
Beberapa tanggal yang diajukan adalah 18 November, 25 November, dan 2 Desember 2022.
Kendati demikian, PT LIB belum memastikan format seperti apa yang akan dipakai nanti.
Apakah tetap memakai home and away atau sistem bubble seperti musim 2021/2022 tanpa penonton.
Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares menilai jika Liga 1 bergulir tanpa penonton adalah tidak adil.
Menurutnya, suporter dalam sebuah sepakbola merupakan bagian dari jantung tim.
“Saya kira ini tidak fair, suporter adalah bagian dari sepakbola itu. Mereka adalah jantung dalam satu tim,” katanya, Sabtu (5/11/2022).
Menurutnya, tidak adil jika suporter mendapatkan hukuman tidak menyaksikan pertandingan.
“Ini adalah opini saya tentunya. Saya respek dengan segala keputusan, tapi saya kira dipikirkan kembali bagaimana dengan suporter,” tuturnya.
Sebelumnya, asisten pelatih PSM Makassar Ronald Fagundes mengaku kompetisi dengan sistem bubble to bubble, baru ia dengar.
Namun, alangkah baiknya, kata dia, kasta tertinggi sepak bola Indonesia berlanjut dengan format home and away.
"Itu saya belum tahu, belum dengar juga bagaimana itu sistemnya kalau melanjutkan kompetisi. Kita berharap main seperti biasa home base, tapi kalau tidak ada pilihan lain, tapi itu sepertinya belum ada kepastian cuman rencana-rencana ya," katanya.
Ronald Fagundes pun menyebut, jika Liga 1 dilanjutkan tanpa suporter hal tersebut akan mempengaruhi pemain. Suporter, kata dia, pemain ke-12 dalam sebuah pertandingan.
“Itu terpengaruh kalau tidak ada suporter. Suporter pemain ke-12 ini di sepak bola. Namun, kalau tidak ada pilihan lain harus hadapi semua,” kata Ronald Fagundes.(*)