Liga 1
Liga 1 2022/2023 Dilanjutkan dengan Opsi Bubble to Bubble, Bernardo Tavares: PSM Makassar Dirugikan
PSSI dan PT LIB telah menyusun beberapa opsi liga bergulir pasca Tragedi Kanjuruhan.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Muh. Irham
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares mengatakan, sepak bola tanpa suporter, bukan sepak bola seutuhnya.
Hal ini dilontarkan menanggapi kemungkinan perubahan kompetisi jika Liga 1 2022-2023 digulirkan kembali.
PSSI dan PT LIB telah menyusun beberapa opsi liga bergulir pasca Tragedi Kanjuruhan.
Salah satu opsi dilanjutkan liga dengan sentralisasi, format bubble to bubble tanpa penonton. Serupa musim lalu ketika pandemi Covid-19.
Sebelum adanya Tragedi Kanjuruhan, kompetisi sepak bola Indonesia terlaksana dengan full kompetisi dengan sistem home and away.
PSSIĀ berencana menggulirkan kembali kompetisi sepak bola Indonesia pada 18 November 2022.
"Sepak bola tanpa suporter bukan sepak bola seutuhnya," katanya saat ditemui di Stadion Kalegowa, Kabupaten Gowa, Kamis (3/11/2022).
Tentu akan menjadi kerugian bagi PSM Makassar jika kompetisi dilanjutkan dengan sistem bubble to bubble tanpa penonton.
Sebab, Willem Jan Pluim selalu meraih hasil baik di kandang, Stadion BJ Habibie, Parepare.
Terbukti dari sepuluh pertandingan dilalui, lima diantaranya berlangsung di kandang dan tak pernah kalah.
Empat kali menang dan sekali imbang. Apalagi lawan tim kuat. PSM taklukkan 2-0 Bali United, kalahkan Arema FC 1-0, melumat Persib Bandung 5-1 serta sudahi perlawanan Persebaya Surabaya dengan tiga gol tanpa balas.
Hanya Persija Jakarta yang mampu mengimbangi Laskar Pinisi dengan skor 1-1.
Hasil positif di kandang tak lepas dari 15-18 ribu suporter PSM Makassar yang memadati setiap pertandingan.
Menurut Tavares, kehadiran suporter memberikan dukungan dan sorak-sorai dari pinggir lapangan menjadi energi tambahan bagi pemain untuk meraih kemenangan.
"Kalian lihat apa yang terjadi di kandang kita dengan antusias dari penonton, dukungan dari penonton, sorak sorai dari penonton, itu seperti energi tambahan kepada pemain kita pada saat bermain," tutur juru taktik 42 tahun ini.
Namun, Tavares pasrah dan menerima jika kompetisi bisa lanjut dengan format kompetisi berubah, sistem bubble to bubble.
"Jika satu-satunya syarat liga di mulai (format kompetisi berubah) kita harus terpaksa menyetujuinya, tapi opini saya pribadi, sepak bola tidak lengkap tanpa suporter," ucapnya (*)