Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

PSM Makassar Peringati 107 Tahun Besok, Sadikin Aksa Harap PSM Bermanfaat bagi Masyarakat

Tidak ada euforia besar-besaran dalam peringatan 107 tahun klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan PSM. 

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Hasriyani Latif
Tribun-Timur.com
Direktur Utama PSM Makassar Sadikin Aksa meninjau Stadion BJ Habibie Kota Parepare beberapa waktu lalu. PSM Makassar bakal merayakan hari ulang tahunnya ke-107 tahun pada Rabu (2/10/2022). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar bakal merayakan hari ulang tahunnya ke-107 tahun pada Rabu (2/10/2022).

Direktur Utama PSM Sadikin Aksa berharap PSM di usia 107 tahun bisa bermanfaat bagi masyarakat.

"Harus bisa disyukuri PSM masih bertahan di umur 107 tahun. Semoga bermanfaat bagi masyarakat," harapnya melalui WhatsApp, Selasa (1/11/2022).

Tidak ada euforia besar-besaran dalam peringatan 107 tahun klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel). 

"Kita cuma bikin syukuran dan fun football," ucap pria 45 tahun ini.

Sadikin menargetkan ke depan PSM menjadi perusahaan berkesinambungan.

"Kita harus menjadi perusahaan berkesinambungan,"  katanya.

Road Map PSM

Pada pertemuan di Cafe Floom, Jl Oenta Lama, Makassar pada Minggu (2/10/2022), Sadikin Aksan sedang membuat road map untuk PSM.

Sadikin bakal memperbaiki struktur keuangan perusahaan. Menurutnya untuk jadi perusahaan berkelanjutan harus mempunya struktur keuangan yang kuat.

"Struktur keuangan ini bukan cuma dari manajemen. Kita punya suporter yang sering datang ke stadion dengan membayar tiket itu juga bagian dari struktur kita. Jadi income stadion itu harus bagus," tuturnya.

"Kita juga ada subsidi, ada sponsor, ada penjualan merchandise. Itu bagian dari pemasukan kita. Tapi dari sektor sepak bola, hampir semua klub sepak bola incomenya banyak bukan cuma dari bagian ini," jelasnya.

Makanya, Sadikin saat ini membangun road map klub. Sebelum bangun road map ia telah menganalisa hampir 20-24 klub di dunia.

Ternyata, bisnis model klub di dunia itu berbeda-beda. Klub luar negeri ada yang punya bisnis model yang bergantung dari merchandise, ada sponsor, ada stadion. Jadi beda-beda.

"Oleh karena itu, saya di sini membangun infrastruktur keuangan dan bagaimana resikonya ke depan Apa resikonya jika liga berhenti," ujarnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved