KALLA
KALLA Siap Wujudkan Pemanfaatan Energi Hijau
ALLA siap mendukung terwujudnya pemenfaatan energi hijau ramah lingkungan.
PLTA Poso telah menyumbang sekitar 10,69 persen dari total bauran energi baru dan terbarukan ke sistem kelistrikan Sulawesi Selatan.
“PT Malea Energy juga mengembangkan PLTA Malea di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. PLTA Malea telah beroperasi sejak tahun 2021 dengan kapasitas 90 MW. Pengoperasian PLTA Poso dan PLTA Malea telah meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan di Pulau Sulawesi hingga 38,8 persen,” paparnya.
Saat ini, lanjutnya, KALLA sedang mengembangkan beberapa PLTA di Sulawesi dan Sumatera dengan total kapasitas 1.230 MW. Proyek-proyek tersebut antara lain PLTA Poso 3 dan Poso 4, PLTA Tumbuan Mamuju Atas, PLTA Tumbuan Mamuju Bawah, serta PLTA Kerinci Merangin.
Solihin menjelaskan, memasuki usia ke-70, KALLA mengambil pelajaran bahwa dunia usaha harus siap melakukan tranformasi bisnis dan budaya. Hal ini bisa dimulai dari pengembangan sumber daya manusia, inovasi bisnis, yang diimbangi dengan pendekatan sosial-budaya.
“Kami berfikir keras untuk beralih dari bisnis sebelumnya ke bisnis teknologi yang eksistensinya bisa bertahan hinga 100 tahun ke depan. Pada saat itulah kami memilih untuk mengembangkan PLTA dan memulai bisnis di bidang energi,” ungkapnya.
Sejak 2018, roda kepemimpinan KALLA telah beralih ke generasi ketiga, yang kini dipimpin oleh Solihin Jusuf Kalla. Dirunut sejarahnya, KALLA didirikan dan dipimpin oleh Hadji Kalla (1952-1967).
Pada tahun 1967 kepemimpinan perusahaan beralih ke H.M Jusuf Kalla hingga 1999. Kemudian tahun 1999 perusahaan dipimpin oleh Fatimah Kalla sampai 2018.
“Kontribusi KALLA menjangkau berbagai sektor mulai dari bidang perdagangan, transportasi, infrastruktur, properti, manufaktur, energi hingga pendidikan. Sektor-sektor tersebut telah menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini,” papar Solihin.
Dia menambahkan, lini bisnis KALLA berorientasi pada sinergi yang memberikan pelayanan terintegrasi kepada seluruh stakeholder dan pelanggan, dan akan terus berkontribusi menggerakkan perekonomian nasional.
KALLA Award
Dalam kesempatan tersebut, KALLA memberikan penghargaan ‘KALLA Award’ untuk tiga pemenang terbaik kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam bidang pendidikan, kemanusaiaan dan lingkungan serta kewirausahaan.
Kategori Kemanusiaan dan Lingkungan Hidup diberikan kepada Melati Wijsen, aktivis berusia 21 tahun keturunan Belanda yang lahir di Bali.
Melati menjadi pembicara internasional untuk mengampanyekan ‘Bye Bye Plastic Bags’ di beberapa media dan forum internasional seperti TED dan United Nations.
Kini Melati fokus pada proyek terbarunya, Youthtopia, yang memberdayakan kaum muda melalui pendidikan dan memberi alat yang mereka butuhkan untuk membuat perubahan.
Kategori Pendidikan diberikan kepada Prof Nurhayati Rahman Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin. Nurhayati mewakili Indonesia menjadi satu dari lima narasumber utama di dunia dalam rangka pengajuan La Galigo di Unesco sebagai “Memory of the World” tahun 2010-2011.
