Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Katto Katto

Makassar Demam Latto-Latto Toys, Polrestabes Ingatkan Bocah Hati-hati dan Tahu Waktu Main

Peringatan potensi gesekan sosial lain dari permainan ini adalah suara berisik yang ditimbulkan permainan Katto-Katto.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA
Sejumlah bocah usia SD bermain Katto-Katto di Jl Mannuruki II, Kelurahan Mannuruki, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Minggu (23/10/2022). Binmas Polrestabes Makassar meminta para bintara kantibmas di 152 kelurahan di 13 kecamatan di Kota Makassar untuk mengingatkan dan mengedukasi bocah dan orangtua potensi bahaya dan risiko dari permainan ini. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Makassar demam permainan Latto-latto' atau katto-Katto.

Suara permainan asal Amerika (Click Clacks atau Clackers Balls toys) , era 1960-an ini, saban hari, terdengar tik-tok tak-tok di pemukiman warga.

Peringatan potensi bahaya dan melukai dari mainan ini pun datang Otoritas Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar.

Pihaknya akan instruksikan bintara-bintara babinkantibmas untuk persuasif dan ingatkan bocah-bocah, orangtua dan guru di sekolah potensi bahayanya.

"Jangan sampai ada yang terluka, baru ada penyesalan," ujar perwira Kepala Humas Polrestabes Makassar, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Lando Sambolangi kepada Tribun-Timur.com, Senin (24/10/2022) pagi.

Peringatan potensi gesekan sosial lain dari permainan ini adalah suara berisik yang ditimbulkan permainan dua bola damar plastik dan tali ini.

"Prinsipnya kita tak melatang, tapi mohon orangtua dan pendidik untuk ingatkan anak-anaknya untuk tahu waktu bermain. Jamgan di sekolah, di rumah ibadah, atau saat warga sedang beristirahat," ujarnya.

Peringatan ini, jelasnya, adalah bagian dari fungsi bimbimgan masyarakat (binmas) yang melekat dalam tugas pokok kepolisian.

"Jadi kami bukan hanya fungsi penegakan hukum, namun juga binmas dan prepentif, mengingatkan potensi bahaya." ujar Lando.

Katto-katto adalah permainan anak-anak yang mulai marak enam bulan terakhir.

Mainan seharga Rp 3.500 hingga Rp 5.000 ini, marak dan terdengar di wilayah pemukiman urban kota.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved