Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Obat Sirup

BPOM Makassar Kawal 5 Obat Sirup Diduga Penyebab Gagal Ginjal Akut

BPOM Makassar berpegang pada instruksi pusat soal pemeriksaan lima jenisobat sirup yang diduga menyebabkan penyakit ginjal akut.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Muh. Irham
Kolase Kompas.com
Ilustrasi anak alami gagal ginjal akut dan obat sirup anak. 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Makassar merespon soal penarikan obat jenis sirup yang mengakibatkan gagal ginjal akut untuk anak-anak.

Koordinator Kelompok Substansi Pemeriksaan BPOM Makassar, Hamka Hasan menerangkan, pihaknya saat ini telah melakukan pengawalan distribusi lima obat yang sudah dirilis BPOM pusat. 

Kelima obat tersebut, kata Hamka yakni Termorex sirup, Flurin DMP sirup, Unibebi Cough sirup, Unibebi Demam sirup, Unibebi Demam Drops yang mengandung cemaran Eliten Glikol (EG) serta Dietilen Glikol (DEG). 

"Terkait hal itu, kami di Makassar ini hanya mengawal. Mengawal penarikan obat tersebut. Jadi kami kawal," ujarnya

"Karena mereka tidak memenuhi syarat, ada 5 obat sirup yang sudah dirilis BPOM. Jadi kami berpegang pada rilis dari BPOM itu, yang 5 item," terangnya saat dikonfirmasi, Senin (24/10/2022).

Dirinya menambahkan, BPOM Makassar berpegang pada instruksi pusat soal pemeriksaan lima jenisobat sirup yang diduga menyebabkan penyakit ginjal akut.

Sehingga, kata Hamka, untuk pemeriksaan sampel dalam uji laboratorium hanya dilakukan Balai Besar POM.

"Kami sudah mengawal terkait hal itu. Kalau diuji Badan POM, bukan di daerah. Tetapi fokus ke 5 item itu yang kami kawal, semua segera yang beredar di distributor itu untuk tidak diperjualbelikan," tambahnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Dinkes Sulsel) sedang menyelidiki delapan anak yang diduga terpapar kasus Acute Kidney Injury (AKI) atau gagal ginjal akut pada anak di Sulawesi Selatan.

Kasus yang diselidiki ditemukan sebelum Agustus 2022. 

Empat di antaranya meninggal dunia dan dua dinyatakan sembuh.

Kemudian pada Oktober 2022 juga kembali ditemukan dua anak. 

Satu sementara dirawat di RS Fatima Parepare dan satunya lagi dari Luwu Timur telah meninggal dunia.

Usia delapan anak yang diselidiki tersebut rentang antara delapan bulan hingga 12 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Rosmini Pandin belum bisa memastikan delapan anak tersebut karena penyakit gagal ginjal akut.

Sebab, saat ini pihaknya masih sementara dalam proses menyelidiki.

Namun dari delapan kasus yang diselidiki itu, baru satu yang dipastikan terkonfirmasi penyakit gagal ginjal akut yakni anak dari Luwu Timur.

"Hanya satu anak yang dipastikan terkena gagal ginjal anak," katanya kepada media di Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo Makassar, Senin (24/10/2022).

"Data itu yang akan dievaluasi dan diselidiki. Akan ditanya ke seluruh pasien dan akan didiskusikan secara tim oleh tim epidemiologi," katanya.

Rosmini belum mengetahui secara pasti penyebab penyakit gagal ginjal anak itu.

Saat ini, pihaknya masih melakukan proses penyelidikan dengan stakeholder terkait.

"Penyebabnya belum jelas. Sebagian karena auto imun, ini ada 120 item pertanyaan. Kita masih olah datanya," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved