Literasi Ulama
Abdul Jawad Khatib Bungsu (Datuk ri Tiro)
Abdul Jawad Khatib Bungsu Datuk ri Tiro yang memilih mengembangkan Islam di Bulukumba tepatnya di daerah Tiro.
Oleh:
Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin dan Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel
TRIBUN-TIMUR.COM - Bulukumba merupakan salah satu daerah yang menjadi titik awal pengembangan Islam di Sulawesi Selatan.
Kehadiran tiga ulama asal Sumatera yang mengislamkan masyarakat Sulsel masing-masing, Abdullah Makmur atau biasa disapa Khatib Tunggal, kelak masyarakat Sulsel menyebutnya dengan Datuk ri Bandang.
Kemudian Sulaiman yang dipanggil Khatib Sulung lalu populer dengan panggilan Datuk ri Pattimang dan Abdul Jawad atau Khatib Bungsu yang dipanggil Datuk ri Tiro.
Abdul Jawad Khatib Bungsu Datuk ri Tiro yang memilih mengembangkan Islam di Bulukumba tepatnya di daerah Tiro. Ketiga datuk itu bersepakat membagi wilayah sesuai keilmuan mereka.
Datuk ri Tiro mengembangkan tasawuf sehingga terdapat banyak cerita-cerita legenda yang mistik secara turun temurun dikisahkan masyarakat. Terutama penjaga makam yang kini menjadi destinasi wisata religi.
Bulukumba dahulu konon dikenal banyak ditinggali penganut ilmu mistik. Datuk ri Tiro merintis pembangunan masjid pertama di Bulukumba dibangun tahun 1605.
Makam datuk tiro yang terdapat di Kecamatan Bontotiro itu masih ramai dikunjungi hingga kini.
Masjid tua Nurul Hilal sebagai bagian dari destinasi wisataa itu berjarak 100 meter dari makam Datuk ri Tiro terdapat mata air berwarna bening Bernama sumur Panjang Hilalia.
Dikisahkan, kala Datuk Tiro tiba di daerah itu tahun 1605, derah itu dikenal tandus berada di area pegunungan meski tidak terlalu jauh dari laut.
Kala itu, Datuk Tiro menancapkan tongkatnya seketika muncul mata air yang tidak pernah kering hingga kini, peziarah acapkali menjadikan air itu untuk mengobati segala macam penyakit.
Datuk Tiro mendalami sufisme, penyucian jiwa, akhlak dan ketenangan batin. Awalnya sempat mendapatkan tantangan dari Raja setempat Bernama La Unru Daeng Biasa, dia Raja kelimaa Tiro yang bergelar Karaeng Tiro.
Abdul Jawad Datuk ri Toro berhasil menaklukkan ilmu dan segala kesaktian Karaeng Tiro, akhirnya sang Raja mengalah dan masuk Islam serta mengajak seluruh rakyatnya memeluk Islam.
Dakwah Datuk ri Tiro menggunakan metode persuasive, tidak memaksakan para mualaf shalat atau menjalankan syariat lainnya.
Datuk Tiro mengajarkan ajaran tarekat. Dakwahnya berhasil.