Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Demo Penanganan Banjir di DPRD Palopo Ricuh, Pintu Ruang Paripurna Dirusak

Pintu ruang paripurna yang terbuat dari kaca pecah setelah ditendang dan dipukul oleh pengunjuk rasa.

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Pintu ruang paripurna DPRD Palopo dirusak massa yang melakukan demo, Rabu (19/10/2022). 

TRIBUNPALOPO.COM, WARA - Demo di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palopo, Sulawesi Selatan, berlangsung ricuh, Rabu (19/10/2022) siang.

Massa aksi mengamuk dan merusak pintu ruang paripurna.

Pintu ruang paripurna yang terbuat dari kaca pecah setelah ditendang dan dipukul oleh pengunjuk rasa.

Mulanya aksi yang dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Telluwanua (AMT) berlangsung damai.

Pengunjuk rasa secara bergantian melakukan orasi.

Massa yang meminta anggota DPRD Palopo dari dapil dua menemui mereka tidak kunjung terlihat.

Hal itu membuat massa geram dan mencoba masuk ke ruang paripurna.

Karena pintu terkunci, massa mendorong dan menendang pintu hingga membuat kaca pecah.

Situasi semakin memanas saat dua pengunjuk rasa diamankan polisi.

Massa tidak terima dan mencoba membebaskan rekannya.

"Kami tidak akan pulang jika dua teman kami tidak dilepas," kata salah satu pengunjuk rasa.

Personel Polres Palopo, Marten, mengatakan, pihaknya akan melepas dua pengunjuk rasa setelah diambil keterangannya.

"Kami ambil dulu keterangannya baru kami kembalikan," kata Marten dihadapan massa.

Hingga berita ini ditulis, massa masih bertahan di gedung DPRD.

Sejumlah aparat kepolisian menjaga jalannya aksi.

Sebelum ke DPRD, massa AMT orasi di Jl Trans Sulawesi, Jembatan Miring, Kecamatan Telluwanua, Palopo.

Pengunjuk rasa mendesak Pemkot dan DPRD Palopo bertanggung jawab atas bencana banjir yang sudah beberapa kali terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

Pendemo dalam orasinya meminta Walikota dan DPRD Palopo tidak tinggal diam melihat banjir yang sering terjadi.

"Ini adalah bentuk kekecewaan kami terhadap Pemkot dan DPRD Palopo yang tidak bertanggung jawab atas bencana banjir," kata Koordinator Aksi, Awal.

Awal mendesak agar persoalan banjir segera dicari solusinya.

"Carikan kami solusi, kami dihantui banjir," paparnya.

Pengunjuk rasa yang sebagian besar adalah emak-emak menutup sebagian jalan poros Palopo-Masamba.

Mengakibatkan kemacetan panjang terjadi di sekitaran Jembatan Miring.

"Kami minta maaf atas ketidak nyamanan para pengguna jalan, sekali lagi ini merupakan bentuk kekecewaan kami terhadap Pemkot dan DPRD," papar Awal.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved