Festival Generasi Happy Hadirkan Mata Najwa Lewat Ngobrol Seru
Kegiatan ngobrol seru turut dihadiri oleh Investment storyteller Felicia Putri, Content creator Agung Hapsah, dan CEO Founder kitabisa AlFatih timur.
Penulis: Nur Rofifah Marzuki | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Festival Generasi Happy menghadirkan tokoh inspiratif Najwa Shihab atau yang akrab disapa Mba nana sebagai host dalam acara ngobrol seru di Mata Najwa.
Festival Generasi Happy dilaksanakan di Lapangan Parkir Phinisi Point Jl Metro Tanjung Bunga, Kelurahan Panambungan, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Sabtu (15/10/2022).
Tema festival "berkarya di dunia digital".
Kegiatan ngobrol seru turut dihadiri oleh Investment storyteller Felicia Putri, Content creator Agung Hapsah, dan CEO Founder kitabisa AlFatih timur.
Investment storyteller Felicia Putri menuturkan, ketika masih muda besarkan aktif income dan ketika kita makin tua pasti pasif incomenya akan naik.
"Aktif income kita dapat uang dari kerja, kalau pasif income uang yang kerja untuk kita seperti lewat investasi, royalty, adsanse, jadi pas muda harus kerja keras," ujarnya.
Selain itu CEO Founder kitabisa AlFatih timur menjelaskan, Penting mencari model-model bisnis untuk mendukung gerakan sosial yang kita punya.
"Waktu saya bikin kitabisa, saya cobain semua website jadi artinya teman-teman disini punya peluang belajar ide dan mungkin mencoba hal-hal kecil menuju kesana," tutur AlFatih.
Content creator Agung Hapsah memberikan tanggapan terkait berkarya didunia digital.
"Kalau video edukasi dimulai dengan apa yang mau saya sampaikan dalam video, setelah itu saya cari isu terkait, dan memberi solusi dari isu itu," tuturnya.
Agung menuturkan bisa membuat video kapanpun yang ia mau dan tentang topik yang dimau.
"Karena saya membuat konten terus menerus diawal dan sekarang sudah bisa lebih santai," ujar Agung Hapsah.
Agung memberikan pesan kepada anak muda yang hadir dalam festival Generasi Happy.
"Kita generasi dimana apapun yang mau kita pelajari tinggal ketik di google langsung dapat jawabannya, generasi sebelumnya harus pergi ke perpustakaan dulu, jadi kalau yang sebelumnya bisa kenapa kita tidak," tutur content creator ini.(*)