Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jaga Bumi, BRI Peduli Ajak Masyarakat Daur Ulang Sampah secara Terpadu

Sebagai bentuk kepedulian lingkungan, BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) mengambil inisiatif dalam mengatasi masalah sampah.

Penulis: Dwi Nur Hayati | Editor: Sheila Respati
Dok. Humas BRI
BRI Peduli berikan pelatihan pengelolaan sampah. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sampah masih menjadi salah satu tantangan dan persoalan yang dihadapi masyarakat, terutama mereka yang tinggal di wilayah perkotaan.

Persoalan yang disebabkan oleh sampah kian hari terus bertambah seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat kota. Hal ini juga diperparah oleh kurang memadainya tempat pembuangan sampah. 

Permasalahan sampah menjadi tanggung jawab bersama. Untuk itu, semua pihak harus menggagas solusi tentang pengelolaan sampah limbah rumah tangga.

Apabila tidak cepat ditangani secara benar, sampah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran air sungai, air tanah, udara, tanah, dan sumber penyakit.

Sebagai bentuk kepedulian lingkungan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) atau corporate social responsibility (CSR) mengambil inisiatif untuk membantu mengatasi persoalan sampah.

Hal tersebut diwujudkan melalui program BRI Peduli Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang terintegrasi dengan berbagai program BRI lainnya.

Program terintegrasi pengelolaan sampah merupakan program tata kelola sampah secara sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan.

Proses tersebut dilakukan mulai dari aktivitas di awal pembuangan, pengumpulan, pengangkutan, perawatan yang disertai dengan monitoring dan regulasi manajemen sampah.

BRI Peduli TPST diintegrasikan dengan program BRI Peduli lainnya, seperti program BRI Bersih-bersih Kali dan program pemberdayaan ekonomi Desa BRILiaN.

Bentuk program terintegrasi tersebut, salah satunya adalah pengelolaan sampah yang diimplementasikan pada sungai. 

BRI Peduli Bersih-bersih Kali sendiri telah diimplementasikan sejak 2019 di 18 wilayah di Indonesia.

Program BRI Peduli TPST difokuskan pada edukasi pengelolaan sampah dengan cara memisahkan sampah organik dan anorganik atau plastik yang terkumpul dari sungai.

Sampah organik yang sudah dipilah tersebut bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat, seperti bahan pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas.

Sementara itu, sampah anorganik akan dicacah menggunakan mesin daur ulang sampah, lalu dijual kepada pengumpul sampah.

Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, BRI menyalurkan bantuan infrastruktur, seperti mesin daur ulang sampah, kendaraan angkut, dan tempat pembuangan sampah di pinggir kali.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan bahwa pihaknya ingin mengubah cara pandang sebagian masyarakat yang menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

“Program tersebut nantinya dapat mendorong kesadaran masyarakat di tepi sungai tentang pentingnya mengelola sampah menjadi barang yang lebih berguna dan pada akhirnya dapat menjaga kesimbangan lingkungan sekitar,” ujar Aestika dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/10/2022).

Integrasi pemberdayaan Desa BRILiaN

Selain BRI Peduli Bersih-bersih Kali, Aestika  menjelaskan bahwa BRI Peduli TPST juga difokuskan pada pengolahan sampah di desa-desa yang menjadi bagian dari program Desa BRILian.

Program Desa BRILiaN adalah program pemberdayaan BRI yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi desa dan menghasilkan role model implementasi kepemimpinan desa yang unggul.

“Di Desa BRILiaN, program BRI Peduli TPST mendorong kesadaran masyarakat tentang pengolahan sampah sehingga menjadi desa teladan dan menjadi inspirasi bagi desa di sekitarnya,” imbuh Aestika.

Sejak program tersebut dimulai pada 2020, kata dia, terdapat 10 desa terbaik di yang terpilih dan diberikan pendampingan serta pemberdayaan dari BRI setiap tahunnya.

Adapun desa-desa tersebut, antara lain Desa Sukalaksana di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), Desa Temanggung di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (Jateng), Desa Ketapanrame di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (Jatim).

Kemudian, Desa Sumberadem di Kabupaten Malang, Jatim, Desa Menanga di Kabupaten Karangasem, Bali, dan Desa Penggarit di Kabupaten Pemalang, Jateng.

Dengan program Desa BRILiaN, Aestika berharap BRI tidak hanya bisa memberdayakan ekonomi desa, tetapi juga berperan mendorong kesadaran masyarakat.

Utamanya, kesadaran untuk menjaga keseimbangan alam dan kebersihan lingkungan melalui pengolahan sampah yang tepat.

“Sampah yang berasal dari rumah tangga, kemudian dipilah dan bisa dimanfaatkan untuk kompos atau didaur ulang menjadi barang berguna,” ujar Aestika.

Ia berharap, program TJSL atau CSR Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan sesuai arahan Menteri BUMN.

Aestika juga berharap sampah yang dibuang dapat dikelola dan dimanfaatkan dalam berbagai hal, mulai dari keperluan untuk energi listrik, industri kertas, campuran aspal, bahan baku plastik atau jenis organik, hingga menjadi kompos.

“Pengelolaan sampah yang berkelanjutan pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim,” imbuhnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved