Musda AMPI Sulsel
Jerry Sambuaga Meminta Pemilihan Ketua AMPI Sulsel Dilakukan Melalui Musyawarah Mufakat
Sebagian peserta menolak dan terjadi kericuhan, Kader AMPI mempermalukan ketua umum DPP-nya.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Organisasi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia Sulawesi Selatan atau AMPI Sulsel jadi perhatian khalayak.
Gelaran Musyawarah Daerah IX AMPI Sulsel diwarnai ribut-ribut Minggu (9/10/2022) hingga Senin (10/10/2022) dini hari.
Bahkan Ketua Umum AMPI Jerry Sambuaga dipermalukan kadernya sendiri di Kota Makassar.
Jerry Sambuaga sempat mendatangi Mapolrestabes Makassar subuh-subuh Senin (10/10/2022).
Wakil Menteri Perdagangan itu datang ke Makassar untuk membuka Musda AMPI Sulsel di Hotel Swissbel Losari Kota Makassar Minggu (9/10/2022) malam.
Kedatangannya langsung disambut keributan di halaman hotel arena musda.
Bahkan, beredar video aksi saling dorong sekelompok pria dengan orang mengenakan pakaian dinas harian AMPI.
Pada video berdurasi 30 detik tersebut, terlihat salah satu panitia musda menjadi bulan-bulanan.
Video yang beredar di grup WhatsApp, pria tersebut sempat didorong dan terpojok ke sisi kiri dan berhasil diselamatkan.
Setelah membuka musda, Jerry Sambuaga bersama rombongan DPP AMPI memutuskan meninggalkan arena musda.
Padahal musda masih berlangsung dan belum menetapkan ketua.
Jerry Sambuaga gagal memenangkan jagoannya di Musyawarah Daerah (Musda) IX Sulawesi Selatan.
Jerry Sambuaga ingin memenangkan calonnya Muhammad Natsir di arena.
Jerry Sambuaga mendesak peserta forum agar pemilihan Ketua DPD AMPI Sulsel dilakukan melalui musyawarah mufakat.
Keinginan Jerry Sambuaga rupanya tidak sejalan dengan peserta musda. Kader AMPI daerah menginginkan pemilihan ketua dilakukan melalui pemunguatan suara, atau voting.
Adapun dua nama calon ketua yang bersaing yaitu Andi Nurhaldin Nurdin, dan Muhammad Natsir.
Nurhaldin mengembalikan formulir pendaftaran kepada SC di Sekretariat, sementara Muhammad Natsir disebut-sebut mengemballikan formulir di DPP.
Tentang AMPI
Dikutip dari laman Golkar, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia dideklarasikan pada tanggal 28 Juni 1978 di Pandaan Jawa Timur.
Deklaratornya adalah para pemuda Indonesia yang tergabung dalam Angkatan Muda Jayakarta (AMJ), Angkatan Muda Sliwangi (AMS), Angkatan Muda Brawijaya (AMUBRA), Angkatan Muda Diponegoro (AMD) Angkatan Muda Sriwijaya (AMSRI), Generasi Muda SOKSI, Generasi Muda KOSGORO, Generasi Muda MKGR. Deklarasi Pandaan oleh perwakilan pemuda dari seluruh Indonesia, adalah sebagai berikut:
NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Irian Jaya.
Masa Orde Baru
Rabu, 28 Juni 1978, ratusan pemuda dari berbagai wilayah berkumpul di sebuah tempat yang sejuk di Jawa Timur yaitu Pandaan. Latar belakang para pemuda yang beraneka ragam, suku, agama, organisasi, maupun asal daerah mengingatkan kembali pada peristiwa ”sumpah pemuda” yang pernah dikumandangkan kaum muda di era pergerakan kemerdekaan.
Keberadaan ratusan pemuda dari berbagai ormas kepemudaan di Pandaan tersebut adalah untuk menggelorakan kembali nilai-nilai perjuangan yang tercetus dalam peristiwa ”sumpah pemuda 1928”.
Mereka bertekad untuk melestarikan nilai-nilai perjuangan ”sumpah pemuda” dan harus tetap hidup dalam diri sanubari kaum muda Indonesia.
Oleh karenanya, mereka sepakat membentuk organisasi yang diberi nama ”Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia” sebagai alat perjuangan untuk mewujudkan idealismenya.
Perjalanan panjang di era orde baru memberikan kesempatan yang cukup luas bagi AMPI untuk berkarya dan berbakti pada tanah air tercinta.
Kehadiran AMPI di tengah-tengah masyarakat sangat dirasakan manfaatnya karena prestasi yang telah mereka ukir dalam pembangunan. Karya nyata AMPI tidak hanya di kota, namun juga di desa-desa dimana sebagian besar rakyat Indonesia bermukim.
Inilah potret karya Nyata AMPI dalam lintasan Orde Baru.
Masa Reformasi
Sesuai dengan namanya, AMPI terus bermetamorforsa mempelopori pembaharuan di tengah dinamika bangsa yang terus berubah.
Eksistensi AMPI hingga saat ini merupakan bukti kemampuan kader-kader AMPI dalam mengimbangi perkembangan zaman.
Nilai-nilai perjuangan ”sumpah pemuda ” yang dikobarkan sejak 1978 lalu di Pandaan, Jawa Timur, masih tetap hidup dalam sanubari kader-kader AMPI.
Semangat inilah yang memompa energi kader-kader AMPI untuk terus berkarya dan berbakti pada bangsa dan negara tercinta.(*)