Milad Istimewa di Tahun 2022, Pemuda ICMI Sulsel Dulu dan Sekarang
Bukan milad biasa, tahun 2022 rupanya tahun emas bagi organisasi para cendekiawan muda yang menghimpun dari berbagai latar kelompok pemuda
Penulis: Nur Rofifah Marzuki | Editor: Saldy Irawan
lihat foto
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengurus Wilayah (PW) Pemuda Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sulawesi Selatan genap berusia 29 tahun.
Dalam milad ini, Pemuda ICMI Sulsel mengusung tema Sinergi Kepeloporan Pemuda.
Bukan milad biasa, tahun 2022 rupanya tahun emas bagi organisasi para cendekiawan muda yang menghimpun dari berbagai latar kelompok pemuda, seperti akademisi, praktisi, aktivis, dan jurnalis.
Seperti momentum tahun sebelumnya, rombongan PW Pemuda ICMI kembali menyambangi redaksi Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kota Makassar dalam rangka milad.
Suasana berlangsung cair.
Kunjungan yang dipimpin Ketua Pemuda ICMI Sulsel dr Andi Alfian Zainuddin juga melaksanakan pemotongan nasi tumpeng sembari berdoa bareng awak redaksi Tribun Timur.
Dalam kesempatan itu, Andi Alfian menjelaskan milad kali ini adalah milad istimewa.
Pasalnya telah disepakati bersama perubahan nama dari Masika (Majelis Sinergi Kalam) menjadi Pemuda ICMI.
"Majelis Sinergi Kalam mungkin terlalu melangit bahasanya, dulu dibuat para senior di Masika dulu membentuknya dengan melakukan kajian berbagai disiplin ilmu," tuturnya.
Kendati demikian, perlu ada upaya untuk memperkenalkan ICMI maupun Masika sebagai kelompok pemuda-pemudi ICMI dengan mengganti nama sebagai Pemuda ICMI.
"Masyarakat mungkin kalau pemuda ICMI pasti sudah tau, berarti ini kelompok pemudanya ikatan cendikiawan muslim Indonesia," ujarnya.
Andi Alfian menuturkan, kami menyelenggarakan milad ini dengan datang ke tribun timur. Hal ini sangat luar biasa, kita diundang untuk memperkenalkan apa itu pemuda ICMI.
Pengurus ICMI terdiri dari kelompok pemuda di Sulsel, .
"Semuanya ingin berkontribusi, baik itu pemikiran maupun kegiatan yang sifatnya untuk khalayak dimasyarakat sulsel," tuturnya.
ICMI didirikan untuk mengawal bagaimana masyarakat Indonesia baik dari dimensi keislaman, keindonesiaan, dan kecendikiawanan.
