Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Kerusuhan Suporter: Ferdinand Sinaga Pernah Halangi Tembakan Gas Air Mata di Laga PSM vs Bali United

Kerusuhan di markas PSM Makassar tak berakhir seperti tragedi di Stadion Kanjuruhan baru-baru ini lantaran kesigapan Ferdinand Sinaga

Editor: Alfian
Tribun-Timur.com
Aksi Ferdinand Sinaga melarang penembakan gas air mata pada laga PSM Makassar vs Bali United di Liga 1 2017 yang berlangsung di Stadion Mattoanging. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kerusuhan suporter sepakbola di Indonesia bukan hanya terjadi di Stadion Kanjuruhan tapi kerap kali hal serupa juga terjadi di stadion lainnya, salah satunya pada laga PSM Makassar vs Bali United.

Pada laga PSM Makassar vs Bali United saat itu berlangsung di Stadion Mattoanging di Laga Liga 1 2017 juga terjadi kerusuhan.

Laga PSM Makassar vs Bali United kala itu berlangsung di Stadion Mattoanging, Senin (6/11/2017) berakhir dengan kekalahan skuad Juku Eja 0-1.

Kekalahan tersebut membuat PSM Makassar menutup peluang keluar sebagai juara Liga 1 2017 yang membuat suporter PSM Makassar memulai kerusuhan.

Hanya saja kerusuhan di laga tersebut tak berakhir seperti tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan baru-baru ini.

Ada satu peristiwa pada kerusuhan di laga PSM vs Bali United di Stadion Mattoanging kala itu.

Awalnya etik-detik terakhir tambahan waktu babak kedua, Bali United mencuri gol sehingga mampu mengungguli tuan rumah PSM Makassar 0-1.

Tak berlangsung lama, para pemain Bali United yang melakukan selebrasi dianggap berlebihan oleh official dan suporter PSM.

Sejumlah official PSM pun mendatangi bench pemain Bali United, beberapa diantaranya juga mendatangi wasit dan pengawas pertandingan sehingga turut memicu para suporter melakukan pelemparan.

Selanjutnya para suporter pun merangsek masuk begitupun petugas keamanan langsung melakukan pelindungan kepada para pemain Bali United.

Sementara suporter dari sektor tribun terbuka sebelah timur melakukan pelemparan juga ke dalam lapangan.

Polisi bertameng kemudian mengarah ke suporter yang melempar dan selanjutnya melepaskan tembakan gas air mata.

Melihat hal tersebut Ferdinand Sinaga langsung menuju ke arah suporter dan meminta Polisi menghentikan tembakannya.

Beberapa pemain juga membantu Ferdinand agar aksi tak berlanjut lagi.

Beruntung tak ada korban jika pada saat itu.

Tragedi Kanjuruhan

Publik sepakbola dunia saat ini memusatkan perhatiannya pada tragedi tewasnya suporter di Stadion Kanjuruhan pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Berdasarkan update terbaru sebanyak 182 suporter dinyatakan tewas saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.

Sebelumnya, tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi pada laga Derby Jawa Timur yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Liga 1 2022/2023, Sabtu (1/10/2022) malam.

Kerusuhan disebut-sebut terjadi lantaran suporter Arema FC tak menerima kekalahan timnya atas Persebaya yang berakhir dengan skor 2-3.

Tembakan gas air mata menjadi pemicu Tragedi Kanjuruhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Mereka yang meninggal di Tragedi Kanjuruhan ada yang mengalami sesak nafas hingga diinjak oleh suporter lainnya.

Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengatakan awal mula Tragedi Kanjuruhan setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Baca juga: Sejarah Stadion Kanjuruhan Diresmikan Megawati Hingga Tragedi Tewasnya 182 Suporter Arema FC

Baca juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Komisioner Komnas HAM Kantongi Kesaksian Aremania

Pertandingan awalnya berjalan lancar dan aman hingga 90 menit wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.

Namun situasi berubah saat pemain dari arah tribun mulai masuk ke dalam stadion.

Mereka lalu mengerubuti para pemain Arema FC dan petugas kepolisian berusaha melakukan penghalauan.

Jumlah penonton yang masuk ke lapangan kemudian semakin banyak dan mencapai ribuan.

"Aparat sempat mencegah, karena mereka mengerubuti pemain Arema FC lalu dihalangi petugas," kata Kapolres, Minggu (2/10/2022).

Tidak hanya itu, lanjut Kapolres, suasana semakin tidak kondusif, ribuan penonton yang berada di tribun kemudian berusaha merangsek keluar stadion berebutan di beberapa pintu keluar.

"Kemudian ada yang mau keluar stadion berebutan keluar stadion berdesak-desakan dan terinjak-injak," kata Kapolres.

Kapolres menjelaskan dari keterangan panitia pelaksana pertandingan saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan ada 42 ribu penonton yang hadir.

 Dalam video kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang sempat terlihat semburan gas air mata yang pekat dan membuat ribuan orang di tribun penonton kalang kabut tunggang langgang lari ke sana ke mari.

Hal itu kemudian yang dianggap menjadi pemicu banyaknya korban tewas karena semua hendak menyelamatkan diri dari serangan gas air mata menuju keluar stadion.(*)

Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved