Penyebab Pertalite Diduga Boros Diungkap, Ahli Minta Segera Pengujian BBM Bikin Pertamina Bertindak
Menurut warganet, Pertalite saat ini dirasa lebih boros dibandingkan sebelumnya dengan pemakaian yang sama.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar soal penurunan kualitas bahan bakar minyak (BBM) RON 90 atau Pertalite sudah beberapa hari ramai di media sosial.
Kualitas Pertalite menjadi sorotan setelah pemerintah memutuskan mnaikkan harga BBM awal bulan ini.
Sejak kenaikan harga BBM, warganet curiga kualitas Pertalite juga berkurag dan makin boros.
Menurut warganet, Pertalite saat ini dirasa lebih boros dibandingkan sebelumnya dengan pemakaian yang sama.
Kecurigaan warga ini didukung dengan kondisi antrean di SPBU Pertamina yang meningkat tajam.
Bahkan, beberapa dari mereka rela pindah ke SPBU swasta untuk menghindari antrean panjang, meski dengan harga sedikit lebih mahal.
Analisis dan penjelasan ahli ITB
Ahli Bahan Bakar dan Pembakaran Fakultas Teknik Mesin dan Dirgandara Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswisjajanto mengatakan, penurunan kualitas Pertalite bisa dimungkinkan karena massa jenis yang berubah.
Menurutnya, massa jenis Pertalite yang ditetapakan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkisar antara 715-770.
Faktor density atau massa jenis ini mencerminkan energi per liter bahan bakar.
"Jadi artinya dengan uang yang sama, kalau densitas itu turun maka kita akan mendapat energi yang lebih sedikit per liternya dari yang kita bayar," kata Tri dikutip dari Kompas.com, Kamis (29/9/2022).
Ada beberapa faktor penyebab penurunan massa jenis BBM ini. Pertama, kondisi crude oil yang menurun secara alami.
Dalam hal ini, crude oil yang dimasak bisa menghasilkan nafta yang ringan dan berat.
Nafta adalah hasil pengolahan crude oil yang sudah diproses sedemikian rupa, namun belum menjadi Pertalite.
Kedua, kemungkinan adanya kesalahan saat proses pengolahan.
