Lukas Enembe
Pusat Kajian Anti Korupsi Unhas Desak KPK Jemput Paksa Lukas Enembe, Hasrul: Dia Sangat Keterlaluan
Menurut Dr Muhammad Hasrul, berjudi merupakan perbuatan buruk bagi pemimpin, adalah tindakan yang tidak patut dilakukan oleh pemimpin daerah.
"Pak Lukas pada bulan Juli itu juga dalam keadaan sehat karena bisa jalan di Bandara Singapura. Cukup jauh berjalannya," ujar Boyamin Saiman.
Untuk itu, Boyamin Saiman menyebut tidak ada alasan Lukas Enembe tidak mendatangi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan korupsi apalagi dengan alasan sakit.
Lebih lanjut, Boyamin Saiman berharap KPK bisa mengusut dugaan aliran dana yang digunakan Lukas untuk berjudi ini. MAKI tidak mau uang rakyat dipakai memainkan gim haram.
"Harus diungkap ke masyarakat Papua bahwa dugaan pemimpinnya tidak hanya terkait korupsi tapi juga diduga dipakai berjudi," kata Boyamin Saiman.
Tanggapan Kuasa Hukum
Terpisah, kuasa hukum Lukas Enembe, Aloysius Renwarin menyatakan pihaknya tak mengetahui perihal isi dari video dan foto yang disampaikan MAKI. Ia hanya mengetahui bahwa kliennya bermain judi di kasino, hanya saat berada di Singapura.
"Saya belum tahu ada perjalanan ke Singapura, ke Filipina, ke Malaysia ke kasino itulah. Saya belum tahu informasi soal ada kunjungan di berbagai negara untuk mengikuti kasino, begitu. Yang saya tahu Singapura tapi ada Filipina, Malaysia saya belum dapat informasi begitu,” ujar Aloysius Renwarin, Minggu, 25 September 2022.
Aloysius Renwarin menilai rasanya sah-sah saja kliennya pergi mencari hiburan dengan bermain kasino. Terlebih uang yang digunakan Lukas, disebut Aloysius seluruhnya berasal dari kocek pribadi. Karena itu ia menilai berlebihan fakta yang sebelumnya juga telah diutarakan PPATK terkait uang ratusan miliar yang turut dibawa Lukas saat bermain judi di kasino.
"Namanya kalau kasino pergi main di tempat santai-santai begitu kan tidak mungkin bawa uang Rp560 miliar itu. Ya, itu saya kira cuma mengada-ada dari pemberitaan yang disampaikan oleh berbagai pihak. Kalau Rp 560 miliar dibawa keluar berarti APBD Papua hancur, begitu,” kata Aloysius Renwarin.
"Kalau bilang hasil temuan PPATK katanya ada temuan Rp 500 miliar di luar, ada transaksi tidak mungkin orang bawa uang banyak keluar dari Jakarta langsung ke negara-negara yang tadi disebutkan. Itu kan aneh bin ajaib, dengan jumlah besar. Jadi ini yang saya rada aneh investigasi yang dilakukan oleh PPATK itu,” ujar Aloysius Renwarin menambahkan.(*)