Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Unhas

Unhas Gaet ITS dan BRIN Kembangkan Bahan Pangan Alternatif Sorgum Unggul

Unhas bersama ITS membangun konsorsium dengan BRIN serta PT Petrokimia Gresik sepakat untuk mengembangkan Sorgum unggul.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
Unhas
Penanaman benih Sorgum Unggul sebagai bahan pangan alternatif. Unhas bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membangun konsorsium dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta PT Petrokimia Gresik sepakat untuk mengembangkan Sorgum unggul. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Presiden Joko Widodo telah mengumumkan untuk mengembangkan tanaman sorgum sebagai bahan pangan alternatif untuk menghadapi krisis pangan.

Universitas Hasanuddin pun turun tangan mengembangkan sorgum.

Unhas bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membangun konsorsium dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta PT Petrokimia Gresik sepakat untuk mengembangkan Sorgum unggul.

Sorgum unggul ini dibangun dari persilangan dan genome editing menggunakan pendekatan bioinformatika.

Sehingga bisa mendapatkan varietas unggul dengan karakteristik mendekati terigu.

Sebagai bentuk implementasi pengembangan Sorgum unggul tersebut, Dosen Teknik Informatika ITS Prof Riyanarto Sarno bersama Dosen Rekayasa Kehutanan Unhas Siti Halimah Larekeng telah mengunjungi PT Petrokimia Gresik untuk penanaman benih sorgum.

Dalam kunjungan tersebut, Vice President Riset PT Petrokimia Gresik Mohammad Armi Kurni menyambut antusias kolaborasi berbagai sektor ini.

Peneliti BRIN Prof Endang Gati Lestari yang turut hadir menjelaskan tagline sorgum yaitu 3F (Food, Feed and Fuel).

"Dalam pemanfaatannya, biji sorgum dapat digunakan untuk pangan. Sedangkan bagian batang juga dapat digunakan untuk pakan ternak serta biofuel," jelas Prof Endang Gati Lestari, Rabu (21/9/2022).

Dijelaskan, berdasarkan roadmap Sorgum 2022-2024, target produksi pada tahun 2023 sebesar 444.084 ton. Sehingga diperlukan benih sorgum dalam jumlah besar.

Konsorsium ini bertujuan tidak hanya mendukung pencapaian target roadmap tersebut, tetapi juga menyediakan kualitas sorgum yang diharapkan dapat memenuhi cita rasa yang cocok dan disukai masyarakat.

Prof Endang Gati Lestari menyatakan harapannya bagi konsorsium ini untuk dapat berkontribusi dalam ranah sorgum untuk biofuel. Unhas pun mengaku siap melakukan pengembangan bioteknologi.

"Pendekatan bioteknologi ini akan dilanjutkan di Universitas Hasanuddin untuk dilakukan konservasi biodiversitas sorgum, optimasi transformasi genetik dan analisis molekuler yang sejalan dengan program Kapuslitbang Natural Heritage and Biodiversity serta lab Bioteknologi dan Pemuliaan Pohon Fakultas Kehutanan Unhas," ujar Dr Siti Halimah Larekeng.

Pada kesempatan yang sama, Prof Riyanarto Sarno memastikan kesiapaannya bersama tim yang akan mengembangkan ITS Smart Farming, teknologi berbasis IOT untuk memantau pertumbuhan lingkungan penanaman sorgum.

"Dengan ITS Smart Farming, pemantauan bisa dilakukan dari luar lokasi penanaman sehingga monitoring bisa dilakukan secara leluasa. Varietas dengan berbagai kelebihan dipadu lingkungan optimal akan menghasilkan sorgum unggul dan berkualitas tinggi," katanya.

Targetnya, Sorgum Unggul bisa menghasilkan angka 8 ton per hektare dengan tekstur yang lebih pulen.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved