Peran Penting JK Mengurus Pemulangan Jenazah Azyumardi Azra, Sampai Hubungi Perdana Menteri Malaysia
Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengurus pemulangan jenazah cendekiawan Muslim sekaligus mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra.
TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah cerita tentang peran Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dalam proses pemulangan jenazah cendekiawan Muslim sekaligus mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra.
Cerita ini diungkap mantan rektor UIN Hidayatullah Jakarta (periode 2006-2010 dan 2010-2015), Komaruddin Hidayat.
"Terima kasih Pak JK," demikian judul yang disematkan Komaruddin.
Berikut cerita selengkapnya!
"TERIMA KASIH PAK JK
Minggu siang itu, 18 September 2022, Saya lagi mengikuti turnamen golf, memperingati 57 tahun Telkom, di Royal Jakarta Golf.
Kira-kira jam 13.00 di HP-ku ada WA masuk, tertulis Azyumardi Azra telah meninggal dunia di RS Serdang Malaysia, jam 12.15 waktu setempat.
Selesai 18 holes, aku terus mandi dan pilih pulang.
Suasana hati tak tertarik lagi mengikuti acara makan siang dan pengumuman para pemenangnya (belakangan saya dapat sms dari Panitia, aku memenangkan best gross kategori flight C).
Pikiranku menerawang, hidup dan mati itu penuh misteri.
Azyumardi yang usianya 2 tahun lebih muda dariku sudah lebih dahulu berpulang ke kampung ilahi.
Dalam perjalanan pulang ke Ciputat, Saudara Yadi, asisten pribadi Pak JK, kirim pesan ke WA : Harap siap-siap untuk menjemput jenazah ke Kuala Lumpur dengan pesawat khusus yang disediakan Pak JK dari Bandara Halim.
Aku dan Jamhari sudah siap-siap dengan paspor. Kumpul di rumah Pa JK sebelum maghrib.
Rupanya Pak JK terus memantau proses pemulangan jenazah.
Ada dua hal yang masih jadi ganjalan.
Satu, pihak Rumah Sakit di Selangor Malaysia tidak bisa mengeluarkan jenazah sebelum melalui test ulang kondisi jenazah yang diputuskan oleh otoritas Rumah Sakit dan pemerintah Malaysia.
Dua, kalau memakai pesawat pribadi, belum tentu peti jenazah bisa masuk pintu cargo pesawat khusus.
Pak JK terus berkomunikasi dengan Pak Hermono - Dubes RI untuk Malaysia di Kuala Lumpur dan pemerintah Malaysia, agar jenazah bisa dibawa pulang ke Jakarta.
Pak JK juga mengontak Perdana Menteri Malaysia Datok Sri Ismail Sabri melalui jalur khusus untuk meminta ijin dan bantuannya agar jenazah Prof. Azyumardi Azra bisa diterbangkan segera ke Indonesia untuk dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata, karena Almarhum telah mendapatkan Bintang Mahaputra Utama dari Pemerintah Republik Indonesia.
Peran Pa JK ini sangat penting karena hasil test covid terhadap jenazah dinyatakan positif covid, sehingga jenazah dibungkus dan dibuat steril sedemikian rupa agar pihak Rumah Sakit Sedang di Selangor dan Pemerintah Malaysia tidak menyalahi aturan membawa jenazah dengan pesawat komersial.
Dari jam ke jam Saudara Yadi selalu kontak dengan Pak Dubes Hermono di Kuala Lumpur, termasuk mengantisipasi pesawat komersial yang memungkinkan bisa membawa jenazah.
Pilihannya ada Lion Grup (Lion Air dan Batik Air), Citilink, dan Air Asia.
Setelah Pak JK menungaskan Saudara Husain Abdullah menghubungi Pak Rusdi Kirana melaui Direkturnya Saudara Ahmad Hasan, muncul informasi bahwa hari Senin 19 September 2022 jenazah Azyumardi Azra bisa diangkut dengan pesawat Batik Air paling cepat jam 22.00 wib tiba di Jakarta.
Dengan protokoler serah terima dari Kemlu RI ke pihak keluarga, dan mungkin jam 23.00 WIB baru bisa keluar dari gudang cargo bandara Soekarno-Hatta.
Setelah semuanya jelas, maka Pak JK dan beberapa teman dekat Almarhum saat Pak JK menjabat Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, diantaranya Prof. Hamid Awaluddin, Prof. Muhammad Ikhsan dan DR. Bambang Widianto, berangkat ke Gudang Cargo Bandara Bandara Soekarno Hatta.
Semua fasilitas kendaraan yang diperlukan, seperti mobil jenazah dan mobil keluarga Azyumardi dari PMI Pusat, serta pengawalan konvoi iring-iringan jenazah telah diatur semuanya oleh Pak JK.
Pak JK mengontak Saudara Sapto - Kepala Biro Protokol Setwapres, untuk berkordinasi dengan Setneg, Komando Garnisun Tetap I Ibukota, untuk penyiapan upacara pemakaman di TMP Kalibata sampai siapa yang akan bertindak menjadi Inspektur Upacara.
Pak JK ikut membantu melancarkan prosesnya. Biaya pemulangan jenazah dan keluarga pendamping dari Kuala Lumpur juga menjadi perhatian dan tanggungjawab Pak JK.
Selasa 20 September pagi tadi pukul 09.00, Pak JK dan Ibu Mufidah JK masih ikut hadir di TMP Kalibata, padahal senin 19/09 malam menjemput jenazah sampai pukul 23.30 wib.
Catatan singkat ini saya tulis dalam kapasitasku sebagai teman dekat Azyumardi Azra dan sesama warga UIN Ciputat, untuk menyampaikan TERIMA KASIH, betapa serius dan tulusnya Pak JK membantu pemulangan jenazah sampai penguburannya, meskipun tak lagi punya hubungan kerja secara kelembagaan.
Terima kasih juga saya sampaikan pada Pemerintah RI ; Menlu RI - Ibu Retno, Menko PMK Prof. Muhajir Efendy yg bersedia menjadi Irup Pemakaman di TMP Kalibata, Komandan Garnisun Tetap I Ibukota - Brigjen Novi Helmy, Duta Besar RI untuk Malaysia - Bapak Hermono beserta seluruh staf KBRI Kuala Lumpur, Pimpinan Lion Grup dan sejumlah pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pemulangan dan pemakaman Azyumardi Azra,". (Komaruddin Hidayat)
JK Ungkap Kehebatan Azyumardi Azra
Diberitakan sebelumnya, Jusuf Kalla turut merasa kehilangan atas meninggalnya Azyumardi Azra.
Jusuf Kalla atau JK mengenang Ketua Dewan Pers itu sebagai sosok banyak berjasa bagi Indonesia, dunia, dan Islam.
Semasa JK menjabat wakil presiden, Azyumardi Azra banyak membantu dirinya di pemerintahan karena menduduki posisi Deputi Sekretaris Wapres (Seswapres) Bidang Kesra dan Staf Khusus Wapres.
“Innalillahi wa Innailaihi rajiun. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas berpulangnya Profesor Azyumardi Azra. Di samping sebagai profesor beliau juga pernah menjadi Deputi dan Staf Khusus selama 10 tahun saya menjadi Wapres. Begitu banyak jasa beliau kepada kita semua, pada umat, kepada bangsa dan dunia internasional," kata Jusuf Kalla dalam siaran persnya, Ahad atau Minggu (18/9/2022).
Lebih lanjut, Jusuf Kalla juga mengenang Azyumardi Azra sebagai salah satu sosok yang sangat dihormati di kalangan intelektual dunia dengan segala keilmuan yang dimilikinya.
Untuk itu menurut Jusuf Kalla, Azyumardi Azra adalah orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Commander of the Order of British Empire (CBE) atau Sir dari Kerajaan Inggris karena menghormati keilmuan yang dimiliki almarhum.
“Beliau orang pertama dan mungkin merupakan satu-satunya orang Indonesia yang mendapat gelar Lord atau Sir dan juga mempunyai keilmuan yang sangat dihormati di kalangan intelektual di dunia ini," ujar Ketua Umum PMI itu.
Mengakhiri ucapan belasungkawanya, JK secara pribadi dan mewakili keluarga serta Dewan Masjid Indonesia turut mendoakan agar arwah almarhum mendapatkan tempat yang tinggi di sisi Allah SWT.
“Oleh karena itu saya pribadi dan keluarga serta Dewan Masjid menyampaikan ucapan belasungkawa dengan doa semoga arwah beliau mendapatkan tempat yang tinggi di sisi Allah SWT," kata Jusuf Kalla.
Azyumardi Azra meninggal dunia dalam usia 67 tahun, Ahad hari ini, karena serangan jantung dan Covid-19.
Azyumardi Azra menghembuskan nafas terakhir di RS Serdang, Selangor, Malaysia setelah 3 hari dirawat.(*)