Headline Tribun Timur
Ojol Day Pemkot Makassar Dimulai, Danny Pomanto: Istri Bisa Kontrol Jejak Suami
Ojol Day tiap hari Selasa ini mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), Laskar Pelangi (tenaga honorer), dan Pegawai BUMD lingkup.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar mulai memberlakukan Ojol Day, Selasa (20/9/22).
Ojol Day tiap hari Selasa ini mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), Laskar Pelangi (tenaga honorer), dan Pegawai BUMD lingkup Pemkot Makassar ke kantor menggunakan jasa ojek online (ojol).
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, mengawali pemberlakuan Hari Ojek Online atau Ojol Day dengan menumpang Go-Jek motor listrik dari kediaman pribadinya di Jl Amirullah ke Balaikota, Jl Ahmad Yani sejauh sekitar 3,3 kilometer.
Bersama sekitar 20 pejabat pemkot yang semuanya naik Gojek, Danny Pomanto meninggalkan kediamannya sekitar Pkl 09.00 Wita.
Tiba di Balaikota, Danny Pomanto menyapa sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang telah menunggunya, termasuk Sekda Makassar, M Ansar.
Setelah memastikan para pegawai menjalankan instruksinya menggunakan ojol ke kantor, Danny Pomanto bergegas menuju Hotel Gammara menggunakan Grab Bike.
Jarak Balaikota ke hotel berlokasi di Jl Metro Tanjung Bunga itu, sekitar 3,9 kilometer.
Selesai menghadiri undangan di Hotel Gammara, sekira pukul 12.30 Wita, Danny Pomanto kembali ke kediamannya di Jl Amirullah menggunakan Maxim Bike. Jarak Hotel Gammara ke Jl Amirullah sekitar 3 kilometer.
"Semua (ojol) kita pakai. Jadi tidak satu merek saja," tegasnya.
Penerapan Ojol Day, lanjutnya, sebagai upaya mengendalikan inflasi pasca kenaikan BBM subsidi.
Program Ojol Day bisa menghemat penggunaan BBM.
Danny menjelaskan, total pegawai Pemkot Makassar 22.800 orang.
Jika semuanya menggunakan ojol tiap hari Selasa, maka bisa menghemat BBM 2 sampai 5 liter.
"Coba kita kali 22.800 (pegawai) kali lima liter (bensin/solar) berarti 100 ribu liter kita bisa lakukan penghematan (penggunaan BBM) dalam satu hari," ucap Danny Pomanto.
Uang untuk beli BBM tersebut, katanya, disisihkan untuk ongkos ojek online (ojol).
Sehingga, driver ojol bisa mendapat banyak orderan di hari tertentu yang secara otomatis meningkatkan pendapatannya.
Paling tidak, kata Wali Kota Makassar dua periode ini, ada tiga manfaat menggunakan ojol.
Yaitu mengurangi kemacetan, memperkuat ekonomi pengemudi ojol, dan mengurangi penggunaan BBM.
"Kalau pakai ojol bisa mengurangi padatnya lalu lintas. Manfaat lainnya juga, para suami gampang dikontrol jejaknya oleh istri," ujar Danny Pomanto.
“Untuk sementara, sekali seminggu. Kita coba dulu, sambil kita pikirkan apa yang menjadi kekurangan,” tambahnya.
Menurut Danny Pomanto, ojol adalah komunitas yang harus diberi perhatian.
Namun, dia juga tetap memberi perhatian kepada transportasi lainnya, sesuai masukan dari beberapa pihak.
“Pete-pete dan bentor juga akan kita pikirkan,” ujarnya.
Terkait ASN yang tidak menggunakan ojol di hari pertama Ojol Day ini, Danny Pomanto mengatakan masih memakluminya karena masih tahap sosialisasi.
"Tidak boleh main kaddoro-kaddoro (keras). Kita akan mengimbau, ndak boleh begitu (memberi sanksi)," katanya.
Khusus Laskar Pelangi, hanya bersifat imbauan. Jika punya uang dipersilakan naik ojek.
Suami Indira Jusuf Ismail ini menyampaikan, sekira 90 persen pegawai menggunakan jasa ojol pada Ojol Day perdana ini.
Dibuktikan dengan tidak adanya kendaraan dinas atau kendaraan pribadi milik ASN yang terparkir di Balaikota.
"Saya melihat dari foto foto yang dikirim ke saya, saya kira lebih 90 persenlah mereka (ASN) taat," bebernya.
Menurut Danny, ia tidak memaksakan pegawai yang rumahnya jauh dari Balaikota, seperti di wilayah Sudiang dan Gowa untuk menggunakan ojol.
Mereka bisa menggunakan angkutan umum atau pete-pete ke lokasi terdekat dari Balaikota. Selanjutnya, ASN tersebut naik ojol ke Balaikota karena tak ada pete-pete jurusan Balaikota.
"Memang ada yang keliatannya lebih mahal (pakai ojol), kalau begini kita perhatikan. Di sinilah peran pete-pete antar sampai dekat Balaikota baru lanjut naik ojol karena pete-pete tidak sampai di Balaikota," paparnya.
Menurutnya, banyak yang salah paham dengan program ini. Ojol Day dianggap tidak mendukung program pemerintah yaitu Bus Rapid Transit (BRT) atau Teman Bus.
"Jadi banyak kesalahpahaman. BRT itu tetap berguna. BRT tetap kita dukung. Ojol Day tidak ada hubungannya dengan BRT,” kata mantan dosen arsitek Unhas ini.
HL Tribun Timur edisi Rabu (21/9/2022). (*)