Opini
Good Mining Practice
Kota Kendari pagi itu belum terlalu ramai ketika mobil fortuner keluaran terbaru, membawaku pergi meninggalkan kota itu ke arah utara menuju Morowali.
Oleh: A Ikram Rifqi
Ketua BADKO HMI Sulselbar
TRIBUN-TIMUR.COM - Kota Kendari pagi itu belum terlalu ramai ketika mobil fortuner keluaran terbaru, membawaku pergi meninggalkan kota itu ke arah utara menuju Morowali.
Tapi sayang, saya tak dapat sepenuhnya menyaksikan panorama pagi sepanjang perjalanan.
Laju mobil yang begitu kencang namun mulus, ditambah sisa kantuk semalam yang masih juga mendera, membuatku terlelap di jok belakang.
Setelah perjalanan lebih kurang 45 menit, tiba-tiba, “kikikkkkkkk,” bunyi rem berderit membuatku terlontar sedikit ke depan lalu terjaga.
Mobil berhenti sejenak tepat di depan sebuah pintu gerbang besar bertuliskan, “ PT. Virtue Dragon Nickel Industry.”
“Wow, rupanya ini Virtue yang begitu popular di jagat pertambangan nikel Indonesia,” seruku dalam hati.
Untuk pertama kali saya melihatnya secara langsung, setelah sekian lama hanya mendengarnya disebut-sebut.
Benar-benar sebuah pabrik pengolahan bijih nikel raksasa yang menakjubkan.
Tak lama setelah kami melanjutkan perjalanan, mobil lagi-lagi berhenti tepat di sebuah perlintasan.
Di depan kami, melintang dua jalur jalan besar dan lebar.
Belum hilang rasa takjub pada Vitue, di sini, saya kembali disuguhkan pemandangan yang tak kalah menakjubkan.
Di depan kami truk-truk gandeng raksasa melintas dengan muatan yang tampak sangat berat.
“Ini PT. Obsidian stainless steel yang lebih dikenal sebagai OSS,” jelas Fahrullah dari kursi depan yang menemani perjalananku kala itu.
“Sama seperti Virtue, OSS juga smelter nikel,” sambungnya.
Fahrullah yang disapa, Lala, adalah seorang konsultan pertambangan.
Pada usianya yang masih relative muda, ia sudah malang-melintang di berbagai perusahaan pertambangan, khususnya nikel.