Polisi Tembak Polisi
Beraninya Bharada E Bohongi Jenderal Bintang 4 karena Ikut Skenario Ferdy Sambo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan kebohongan dari Bharada E, tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.
Namun kenyataanya, Bharada E justru ditetapkan sebagai tersangka pertama dalam kasus ini.
Kapolri mengatakan, setelah beberapa hari kasus ini mencuat, dirinya memanggil khusus Bharada E.
Saat pertemuan pertama, Bharada E berbohong dengan berupaya menguatkan skenario seperti yang diinginkan Ferdy Sambo bahwa terjadi tembak menembak.
"(Bharada E) sempat saya panggil juga, saya tanyakan (kronologi tewasnya Brigadir J) dan dia pada saat itu mau menjelaskan memperkuat skenario FS (Ferdy Sambo)," katanya.
Baca juga: Istri Hanya Menyampaikan, Sosok Penting Bikin Bripka RR Berani Berkata Jujur Soal Kasus Ferdy Sambo
Namun, setelah dirinya melakukan mutasi dan pencopotan terhadap perwira yang diduga terlibat dalam kasus ini, Bharada E baru merubah keterangannya.
Bharada E baru memberi keterangan jujur melalui selembar surat yang ditulisnya.
Setelah ditetapkan menjadi tersangka, Listyo mengungkapkan bahwa Bharada E tidak mau dipecat sebagai aparat kepolisian.
"Kemudian disampaikan ke saya, 'saya tidak mau dipecat'," cerita Listyo.
Di hadapan Timsus, kata Kapolri, Richard Eliezer kemudian menjelaskan kronologi penembakan tersebut melalui sebuah tulisan.
"Dia menulis tentang kronologis secara lengkap. Di situ, kita kemudian mendapat gambaran bahwa peristiwa yang terjadi bukan tembak-menembak," kata Listyo Sigit.
Baca juga: Harta Kekayaan Jenderal Bintang Tiga yang Pasang Badan Istri Ferdy Sambo Tak Ditahan
Jenderal Bintang Empat Terlibat Langsung Interogasi
Kapolri Jenderal Polisi listyo sigit Prabowo juga mengakui pengungkapan kasus tersebut tidak mudah.
Pasalnya, CCTV yang menjadi bukti penting kasus itu hilang. Begitu pula CCTV di tempat satpam Komplek Polri Duren Tiga.
"Akhirnya pada saat saya memimpin rapat pada saat itu, dengan Timsus, saya tanya, saya introgasi dari Polres Jakarta selatan," tutur Kapolri.
Jenderal Listyo mengungkapkan bahwa Propam saat itu muncul pengakuan mengenai CCTV.