Ketum PPP Diberhentikan
Profil Suharso Monoarfa, Ketua Umum PPP Hasil Muktamar IX Makassar 2020 yang Dicopot
Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dicopot. Ia adalah ketua umum hasil hasil Muktamar IX di Makassar Sulawesi Selatan 2020 lalu.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) mengganti pucuk kepemimpinan.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa dicopot dari posisinya.
Suharso Monoarfa adalah ketua umum partai berlambang kakbah hasil Muktamar IX PPP di Kota Makassar Sulawesi Selatan tahun 2020 lalu.
Artinya, Suharso Monoarfa belum genap dua tahun setelah terpilih dalam Muktamar IX PPP di Kota Makassar.
Suharso Monoarfa beberapa kali mengunjungi Kota Makassar. Setelah Muktamar IX, ia sempat datang membuka Musyawarah Wilayah di Makassar Mei 2021 lalu.
Kini jabatannya diberhentikan oleh tiga pimpinan majelsi DPP PPP melalui musyawarah.
Untuk melanjutkan estafet kepemimpinan sementara, PPP menunjuk Muhammad Mardiono sebagai pelaksana tugas Ketua Umum.
Dikutip dari Tribunnews, Wakil Sekretaris Majelis Pertimbangan DPP PPP Usman M. Tokan mengatakan pencopotan Suharso lantaran adanya kegaduhan dalam kalangan simpatisan PPP.
Hanya saja terkait kegaduhan yang dimaksud, Usman M. Tokan tidak menjelaskan lebih lanjut.
“Sehingga pada tanggal 30 Agustus 2022, dengan berat hati, pimpinan tiga majelis yang merupakan Majelos Tinggi DPP akhirnya melayangkan surat ketiga yang atas dasar kewenangannya mengeluarkan Fatwa Majelis yakni memberhentikan saudara Suharso Monoarfa dari jabatan Ketua Umum DPP PPP terhitung sejak surat tersebut ditandatangani,” katanya, Senin (5/9/2022).
Lalu seperti apakah sosok Suharso Monoarfa? Berikut profilnya yang dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber:
Profil Suharso Monoarfa
Suharso Monoarfa adalah pria yang lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 31 Oktober 1954.
Dirinya memiliki latar belakang keluarga pengusaha.
Meski lahir di Mataram, masa kecil Suharso dihabiskan di Malang, Jawa Timur yang dibuktikan dengan dirinya bersekolah di SDN Tretes II, Malang pada tahun 1966, SMPN 3 Malang (1969), dan SMAN 1 Malang (1972).
Setelah lulus, Suharso pun melanjutkan kuliah di Akademi Geologi dan Pertambangan, Bandung pada tahun 1973.
Lima tahun berselang, ia menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Planologi Institut Teknologi Bandung (ITB).
Seakan tak puas, Suharso pun menempuh pendidikan master dengan mengambil jurusan Executive Development Program di Unviersity of Michigan, AS pada 1995.
Tidak cukup satu jurusan, dirinya pun juga menempuh pendidikan masternya di University of Standard dengan mengambil jurusan yang sama setahun sebelumnya.
Gelar pendidikannya pun seakan lengkap ketika pada tahun 2014, dirinya menerima gelar Doktor Honoris Causa di bidang bisnis dari William Business College, University of Sydney, Australia.
Karier
Suharso Monoarfa meniti kesuksesan dalam bidang enterpreneur selama 20 tahun sejak dirinya lulus dari ITB.
Contohnya ia pernah menjabat sebagai Direktur Penerbitan IQRA Bandung pada tahun 1979-1981.
Lalu General Manager PT First Nabel Supply milik Rahmat Gobel dari tahun 1981-1982.
Kemudian dirinya juga sempat menjadi Pemimpin Usaha Harian Majalah Mobil Motor (1991-2000), Direktur PT Bukaka Sembawang Systems (1995-1998), hingga Komisaris Utama PT Agro Utama Global (1999-2002).
Kesuksesan Suharso dalam dunia usaha membuat dirinya mencoba peruntungan di dunia politik.
Tak pelak, ambisinya diawali dengan bergabung dengan PPP pada saat Pemilu 2004.
Bak gayung bersambut, ia pun terpilih menjadi anggota DPR RI untuk periode 2004-2009.
Kariernya di dunia politik semakin moncer ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuknya sebagai Menteri Perumahan Rakyat di Kabinet Indonesia Bersatu II pada tahun 2009.
Hanya saja, belum genap lima tahun, pada tahun 2011, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri lantaran alasan pribadi dan melanjutkan bisnisnya di bidang manufaktur dan kimia.
Kendati begitu, ia masih aktif dalam dunia politik melalui partai yang menaunginya yaitu PPP.
Bahkan ia sempat terlibat dalam konflik internal PPP antara PPP kubu Suryadharma Ali melawan PPP kubu Romahurmuziy.
Namun dalam pusaran konflik itu, Suharso memilih untuk bergabung dengan PPP kubu Romahurmuziy.
Pemilihan Suharso terbukti jitu.
Hal tersebut terlihat saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunujuk dirinya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden untuk periode 2014-2019.
Pada periode kedua, Jokowi kembali menunjuk Suharso dalam jajaran menterinya sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas pada tahun 2019.
Terpilih di Makassar
Suharso Monoarfa terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sabtu (19/12/2020) malam lalu.
Pria kelahiran Mataram, 31 Oktober 1954 itu terpilih secara aklamasi pukul 21:37 WITA dalam Muktamar IX PPP yang dipusatkan di Zona X Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Zona X digelar di Hotel Claro Jl AP Pettarani, Kota Makassar. Sembilan zona lainnya terhubung melalui virtual.
Pantauan wartawan Tribun Timur, Suharso Monoarfa terpilih secara aklamasi hanya hitungan tiga menit sidang paripurna VII dibuka.
Saat itu Suharso Monoarfa tidak berada dalam ruangan sidang Muktamar IX PPP Zona X Kota Makassar.
Ketua Organizing Committee (OC) Muktamar IX PPP Amir Uskara membuka sidang paripurna VII pukul 21:34 WITA.
Agenda sidang paripurna VII yaitu pemilihan ketua umum/ketua formatur serta anggota formatur.
Setelahnya Amir Uskara menyampaikan bahwa hanya satu pendaftar calon ketua umum PPP, yaitu Suharso Monoarfa.
Ia pun meminta persetujuan kepada peserta sidang untuk menetapkan nama Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum PPP.
"Setuju," sahut peserta sidang Muktamar atau muktamirin dari sepuluh zona.
Seluruh peserta sepakat pemilihan ketua umum ditempuh dengan jalan musyawarah mufakat memiliki Suharso Monoarfa.
Alhasil pukul 21:37 WITA, Amir Uskara selalu pimpinan sidang mengetuk palu penetapan Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum PPP Periode 2020-2025.
Suharso Monoarfa terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP hanya tiga menit berselang sidang paripurna VII dibuka.
Amir Uskara kemudian membacakan dan menetapkan konsideran penetapan Suharso Monoarfa sebagai ketua umum pukul 21:40 WITA.
Selanjutkan Amir Uskara melanjutkan agenda sidang untuk pemilihan 12 anggota formatur yang menemani Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum terpilih sekaligus Ketua Formatur.
Sementara Suharso Monoarfa baru masuk ke ruangan sidang pada pukul 21:51 WITA. Kedatangannya langsung disambut oleh peserta sidang di Ballroom Pinisi Hotel Claro Makassar.
Ia naik ke panggung untuk menerima Piagam Rekor MURI untuk penyelanggaraan Muktamar IX PPP secara daring pada sepuluh zona.
Sistem Mukhtamar PPP ini menjadi percontohan bagi partai atau institusi lainnya bahwa pandemi Covid-19 tidak menjadi halangan untuk menggelar pertemuan dengan peserta lebih dari seribu orang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Pidato Kemenangan di Makassar
Setelah terpilih, pimpinan sidang memberi kesempatan Suharso Monoarfa untuk menyampaikan pidato kemenangan.
Dalam kesempatan itu, Suharso menyampaikan tekadnya mengantar PPP memenangi Pemilihan Umum 2024 mendatang.
Ia mengingatkan para kader mengenai kenangan PPP ketika masuk tiga besar Pemilu 1999 lalu, dibawah PDI-Perjuangan, dan Partai Golkar.
Ketika itu PPP meraih 58 kursi dengan total jumlah rakyat 11.329.905.
Suharso ingin mengantar PPP mengulangi kejayaan PPP di Pemilu 1999 lalu.
"Mari kita kumpulkan kelebihan masing-masing, kebolehan, dan kearifan. Kita satukan untuk menangkan pemilu 2024," kata Suharso dalam pidato kemenangan.
"Kita wujudkan impian itu mengembalikan kegemilangan PPP," tambahnya.
Suharso juga menyampaikan janji mewakafkan diri membesarkan PPP ke depan.
"Insyallah PPP lolos Parliamentary Tthreshold (PT). Insyaallah kita kembali ke masa jaya," ujar Suharso.
Pada Pemilu 2019, PPP lolos Parliamentary Tthreshold atau ambang batas parlemen serta berhasil mengamankan kursi di DPR RI.
Suharso Monoarfa memimpin PPP sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum setelah Muhammad Romahurmuziy yang jadi tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Akan tetapi partai berlambang Ka'bah itu menempati posisi terendah di parlemen, yakni 4,52 persen.
Bahkan PPP berada di bawah tiga partai Islam lainnya.
PKB berada posisi keempat dengan 9,69 persen suara, PKS di posisi keenam dengan 8,21 persen suara, serta PAN di posisi kedelapan dengan 6,84 persen suara.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)(Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)(Tribunnewswiki/Saradita Oktaviani) (Tribun Timur/Ari Maryadi)