Harga BBM Naik
Ketua BEM Fakultas Kedokteran Unismuh Sebut Bansos Jadi Lahan Basah untuk Korupsi
Ketua BEM Fakultas Kedokteran Unismuh menilai, potensi angka kemiskinan dan kriminalitas di masyarakat akan tumbuh pesat pasca keputusan ini berlaku.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi dan non subsidi.
Harga BBM mengalami kenaikan seperti Pertalite, Solar, dan Pertamax.
Kenaikan harga BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax mulai berlaku, Sabtu (3/9/2022) sore.
Naiknya BBM langsung direspon pemerintah dengan memberi bantuan sosial kepada masyarakat.
Tak jarang, warga menanggap bantuan tersebut hanya akal-akalan pemerintah untuk meredam suara akar rumput.
Ketua BEM Fakultas Kedokteran Unismuh, Muhammad Risqullah Ammar misalnya, ia melihat pengalihan kenaikan dengan memberi warga bansos tidaklah tepat.
Pasalnya, bansos yang nantinya dibagikan juga sarat untuk di korupsi oleh oknum pemerintahan.
"Termasuk terkait pengalihan subsidi BBM ke bansos yang juga sangat riskan untuk dikorupsi dan tak tepat sasaran oleh pihak tak bertanggung jawab," ujarnya, Minggu (4/9/2022)
Risqullah menambahkan, kenaikan BBM menjadi pukulan telak bagi masyarakat saat ekonominya belum bangkit sepenuhnya.
Bahkan, Risqullah menilai, potensi angka kemiskinan dan kriminalitas di masyarakat akan tumbuh pesat pasca keputusan ini berlaku.
"Pemerintah perlu mengambil sikap yang tanggap dan tepat atas kebijakan yang berlaku ini dengan segala dampak yang terjadi, mulai dari inflasi, kenaikan harga barang pokok, meningkatnya angka kemiskinan bahkan kriminalitas," tambahnya.
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana