Masih Pandemi, Ketua PPP Sulsel Imam Fauzan Ikut Menolak Kenaikan Harga BBM
Imam Fauzan Amir Uskara menyebut kenaikan BBM bersubsidi akan berdampak besar bagi masyarakat sebab biaya produksi di segala aspek juga akan naik
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Selatan (Sulsel) Imam Fauzan Amir Uskara juga menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Ia mengatakan pemerintah seharusnya mendengar jeritan masyarakat di tengah situasi pandemi.
"Dari awal kami sudah sampaikan, masyarakat belum 100 persen normal pasca pandemi," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (30/8/2022).
"Pemerintah pusat harus mendengar suara masyarakat yang menolak kenaikan BBM ini," ia menambahkan.
Pria kelahiran Makassar 26 tahun lalu itu menyebutkan kenaikan BBM bersubsidi akan berdampak besar bagi masyarakat.
Seperti biaya produksi di segala aspek, kata dia, pasti juga akan ikut naik.
Selain itu, menurut dia, bahan pokok juga akan mengalami kenaikan.
"Sangat berdampak di sektor ekonomi," katanya.
Sebelumnya sejumlah pimpinan partai di Sulsel juga menyatakan menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.
Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Arsyad menyebutkan jika harga BBM bersubsidi naik akan semakin menjauhkan negara dari rakyat.
Sehingga bertentangan dengan prinsip negara hadir untuk rakyat sesuai dengan nawacita Presiden Jokowi.
Apalagi saat ini situasi pandemi belum berakhir.
Begitupun dengan perekonomian baru mulai merangkak pelan dan daya beli masyarakat masih rendah.
"Jika subsidi ini dicabut akan memperpanjang penderitaan rakyat," ujarnya.
Senada dengan Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid. Ia menyebutkan jika harga BBM naik, otomatis akan berpengaruh pada kenaikan harga barang kebutuhan lain.