Kadin Sulsel Tak Setuju Harga BBM Naik, Sebut Bakal Berdampak ke Berbagai Sektor
Andi Iwan Darmawan Aras menuturkan, jika BBM naik, sektor Industri, perhubungan dan transportasi pasti akan sangat merasakan dampaknya.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sulawesi Selatan (Sulsel) tak setuju harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik.
Sebelumnya, harga BBM Pertalite dikabarkan bakal mengalami kenaikan dalam waktu dekat.
Harga BBM Pertalite akan naik dari harga Rp7.650 per liter liter menjadi Rp10.000 per liter.
Ketua Kadin Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras mengatakan, daya beli masyarakat belum membaik akibat pandemi covid-19.
Oleh karena itu, rencana kenaikan BBM ini diyakini semakin menekankan daya beli masyarakat.
"Kalau kenaikan BBM terjadi otomatis akan mempengaruhi harga bahan pokok," katanya, Selasa (30/8/2022).
Andi Iwan Darmawan Aras menuturkan, jika BBM naik, sektor Industri, perhubungan dan transportasi pasti akan sangat merasakan dampaknya.
Selain itu, kata dia, dampaknya jug akan akan terasa ke perhotelan khususnya hunian hotel.
"Saat ini saja dengan tingginya harga tiket pesawat membuat tingkat hunian hotel anjlok," tuturnya.
Olehnya, ia meminta pemerintah untuk menunda menaikkan harga BBM.
“Kami sarankan pemerintah agar mempertimbangkan dulu untuk menetapkan kenaikan BBM sampai kondisi ekonomi benar-benar pulih," harapnya.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Ketua Kadin Sulsel, Makmur Mingko.
“Jangan dululah dinaikkan itu (BBM). Karena ini kan belum lepas dari suasana pandemi,” kata Makmur, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Selasa (30/8/2022).
Makmur mengatakan, jika BBM jadi dinaikkan, program pemerintah terkait pemulihan ekonomi nasional tak berarti.
“Itu (BBM) merupakan ujung tombak daripada perputaran ekonomi kita, karena perekonomian bisa jalan karena adanya jasa angkutan,” kata Makmur.