Irjen Ferdy Sambo Tak Seorang Diri, Ada Juga Perwira Polri Lain dari Sulsel Baru Saja Ditangkap
Keduanya adalah mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo dan mantan Kasat Resnarkoba Polres Karawang, AKP Edi Nurdin Massa.
TRIBUN-TIMUR.COM - Dalam sebulan terakhir, 2 perwira sekaligus pejabat Polri asal Sulawesi Selatan ( Sulsel ) dijebloskan ke penjara.
Keduanya adalah mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo dan mantan Kasat Resnarkoba Polres Karawang, AKP Edi Nurdin Massa.
Keduanya tersandung kasus berbeda.
Irjen Ferdy Sambo, jenderal berdarah Toraja, menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Sementara, AKP Edi Nurdin Masa, perwira pertama di kepolisian, putra Palopo atau Luwu, menjadi tersangka dalam kasus peredaran gelap narkoba.
Irjen Ferdy Sambo diumumkan sebagai tersangka pada Selasa (9/8/2022) dan kini ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat.
Pengumuman suami Putri Candrawathi itu menjadi tersangka disampaikan langsung Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Inspektorat Khusus atau Itsus Polri.
Sementara, pengumuman AKP Edi Nurdin Masa sebagai tersangka disampaikan Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Krisno Halomoan Siregar.
• Hubungan Sebenarnya Putri dan Brigadir J Terungkap, Pesan WA yang Bahas Irjen Ferdy Sambo Jadi Bukti
Kata Brigjen Pol Krisno Halomoan Siregar, AKP Edi Nurdin Masa ditangkap pada Kamis (11/8/2022), di basement Taman Sari Appartement, Mahogani, Karawang.
Polisi mendapatkan bukti jika AKP Edi Nurdin Masa pernah mengantar 2 ribu butir pil ekstasi bersama dengan 2 tersangka untuk diedarkan di tempat hiburan malam di Bandung, Jawa Barat.
Kini, proses hukum terhadap Irjen Ferdy Sambo dan AKP Edi Nurdin Masa sedang berjalan.
Irjen Ferdy Sambo dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana junto Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal hukuman mati.
Profil Irjen Ferdy Sambo: Lulusan Akpol 94
Irjen Ferdy Sambo lahir di Barru, Sulsel, 19 Februari 1973.
Dia lulusan Akademi Kepolisian tahun 1994 dan jabatan terakhirnya adalah Pati Yanma Polri setelah dicopot dari jabatan Kadiv Propam Polri.
Pendidikan:
* SMP Negeri 6 Ujung Pandang (1987)
* SMA Negeri 1 Ujung Pandang (1990)
* Akademi Kepolisian (1994)
* PTIK (2003)
* Sespimen (2008)
* Sespimti (2018)
Baca juga: Siapa Jenderal Teddy Senior Irjen Ferdy Sambo yang Perangi Judi Online 303? Anak Buah Pun Disikat
Karier:
* Pama Lemdiklat Polri (1994–1995)
* Pamapta C Polres Metro Jakarta Timur (1995)
* Katim Tekab Polres Metro Jakarta Timur (1995–1997)
* Kanit Resintel Polsek Metro Pasar Rebo Polres Metro Jakarta Timur (1997)
* Kanit Resintel Polsek Metro Cakung Polres Metro Jakarta Timur (1997–1999)
* Wakapolsek Metro Matraman Polres Metro Jakarta Timur (1999–2001)
* Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur (2001–2003)
* Kasat Reskrim Polres Bogor Polda Jabar (2003–2004)
* Kanit IV Satops I Dit Reskrim Polda Jabar (2004–2005)
* Kasubbag Reskrim Polwil Bogor (2005–2007)
* Wakapolres Sumedang Polda Jabar (2007–2008)
* Kasiaga Ops BiroOps Polda Metro Jaya (2008–2009)
* Kasat V Ranmor Dit Reskrimum Polda Metro Jaya (2009–2010)
* Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat (2010–2012)
* Kapolres Purbalingga (2012–2013)
* Kapolres Brebes (2013–2015)
* Wadirreskrimum Polda Metro Jaya (2015–2016)
* Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri (2016)
* Kasubdit III Dittipidum Bareskrim Polri (2016–2018)
* Koorspripim Polri (2018–2019)
* Dirtipidum Bareskrim Polri (2019–2020)
* Kadiv Propam Polri (2020–2022)
* Pati Yanma Polri (2022)
Profil AKP Edi Nurdin Masa: Pernah duel dengan bandar narkoba
Di balik penangkapannya karena kasus narkoba, jauh hari sebelumnya, AKP Edi Nurdin Masa ternyata pernah duel dengan bandar narkoba.
Dikutip dari Tribun Jabar, saat itu pria kelahiran tahun 1976 ini masih berpangkat seorang bintara polisi dan ditugaskan di Direktorat Narkoba Polda Jawa Barat.
Ia mendapatkan tugas dari pimpinannya untuk menangkap seorang bandar narkoba dan jaringannya di salah satu tempat hiburan malam.

Edi Nurdin Masa harus melakukan penyamaran sendiri untuk masuk ke tempat hiburan malam.
Dalam operasi itu Edi Nurdin Masa tak membawa senjatanya.
Ia hanya bermodalkan nomor telepon bandar narkoba.
Ia pun harus siap dengan identitas baru dan melepas identitas aslinya untuk mengelabui jaringan narkoba.
Tibalah waktu Edi Nurdin Masa menjalankan tugas.
Malam itu terasa sangat dingin.
Ia datang menemui orang kepercayaan bandar tersebut.
Mereka mulai masuk ke dalam lorong tempat hiburan malam.
Sementara tim kepolisian yang bersama Edi Nurdin Masa bertugas akan berada di sekitar tempat hiburan malam dan menunggu aba-aba dari teriakan Edi Nurdin Masa .
Di dalam gedung, ingar bingar musik terus menderu.
Edi Nurdin Masa mulai memikirkan bagaimana caranya memberi kode kepada tim.
Sementara dentuman musik begitu keras.
Singkat cerita, Edi Nurdin Masa mulai bertemu dengan target operasi.
Mereka pun mulai mengobrol.
Dalam pikiran Edi Nurdin Masa, ia tak mungkin memberikan kode untuk berteriak.
Ia pun beralasan untuk ke mobil, untuk mengambil uang.
Tetapi alasan itu membuat mereka curiga.
Tiga orang perawakan berbadan besar mengepungnya.
Edi Nurdin Masa pun harus bertarung melawan mereka sekaligus, sambil mencari celah untuk mundur dan memberikan kode kepada timnya.
Pertarungan begitu sengit, Edi Nurdin Masa mulai terpojok.
Namun, ia berhasil menangkis dan sesekali menghantam wajah para pelaku hingga akhirnya ia berhasil memberikan kode kepada tim dan akhirnya seluruh jaringan bandar narkoba dan target operasi di dalam tempat hiburan malam itu pun berhasil ditangkap petugas.
Itu adalah sepenggal pengalaman paling mengesankan yang pernah diceritakan Kasat Narkoba Polres Karawang AKP Edi Nurdin Masa, selama ia menjadi petugas kepolisian dalam mengungkap kasus narkoba.
Kiprahnya dalam mengungkap kasus narkoba di Indonesia memang tidak diragukan lagi.
Sebelum menjabat menjadi Kasat Narkoba Polres Karawang, AKP Edi Nurdin Masa menjadi bagian tim yang mengungkap penyelundupan narkoba jenis sabu di Pantai Pangandaran sebanyak 1 ton.
Ia bahkan harus menyamar selama berbulan-bulan.
"Kerja sama tim menjadi kuncinya. Satu untuk semua, semua untuk satu," kata AKP Edi Nurdin Masa kepada Tribun Jabar, Senin (30/5/2022).
Sejak kecil Edi Nurdin Masa memang bercerita menjadi seorang polisi. Saat sekolah dasar ia bergabung dalam patroli keamanan sekolah (PKS).
Kota Palopo, Sulawesi Selatan merupakan kota kelahirannya.
Anak keenam dari tujuh saudara ini bukan terlahir dari keluarga yang ada.
Almarhum ayahnya adalah seorang sipir dan almarhumah ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.
Kedua orang tuanya selalu mengingatkan untuk tidak menyerah kepada keadaan.
"Orang tua selalu mengajarkan agar kita anak-anaknya untuk terus berjuang. Karena kita bukan orang yang mampu, " katanya.
Sejak kecil, AKP Edi Nurdin Masa mengaku, sudah terbiasa dengan beladiri karate dan puisi.
"Sejak kecil hidup saya sudah diwarnai olahraga dan seni. Terutama karate dan puisi, " katanya.
Pria kelahiran 1976 ini pun menikahi seorang polwan dan saat ini telah dikaruniai 3 orang anak.(*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya di Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita