Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ekspor Produk DSA

Astra Ekspor Produk Perikanan dan Minyak Nilam ke 4 Negara

Untuk nilam dari desa di Kabupaten Bombana dan Bone yang bekerja sama dengan LPPM IAIN Bone mengekspor ke India dan Pakistan.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Hasriyani Latif
Astra Ekspor Produk Perikanan dan Minyak Nilam ke 4 Negara - ekspor-produk-DSA-Astra-Wakatobi-1.jpg
DOK ASTRA
Foto bersama Chief of Corporate Affairs Astra Riza Deliansyah bersama Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan perwakilan dari Kemendag dan Kementedes PDDT pada seremoni ekspor produk DSA Astra Wakatobi, Bombana, Bone di Pergudangan Garuda Blok B2, Jl Lantebung, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sulsel, Jumat (14/8/2022).
Astra Ekspor Produk Perikanan dan Minyak Nilam ke 4 Negara - Desa-Sejahtera-Astra-2-1282022.jpg
DOK ASTRA
Penyerahan bantuan Desa Sejahtera Astra Wakatobi, Bombana, Bone di Pergudangan Garuda Blok B2, Jl Lantebung, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sulsel, Jumat (14/8/2022).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hasil produk Desa Sejahtera Astra (DSA) diekspor. 

Produk DSA diekspor, yakni rumput laut, produk perikanan, dan minyak nilam. 

Tiga produk ini berasal dari Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Seremoni ekspor produk DSA Astra berlangsung di Pergudangan Garuda Blok B2, Jl Lantebung, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Jumat (14/8/2022).

Chief of Corporate Affairs Astra Riza Deliansyah merinci ada tiga kontainer rumput laut dari desa di Kabupaten Wakatobi di ekspor ke China. Nilainya Rp 450 juta.

Lalu produk perikanan dari desa di Kabupaten Wakatobi seberat 14 ton di ekspor ke Amerika. Nilainya Rp 1,4 miliar.

Untuk nilam dari desa di Kabupaten Bombana dan Bone yang bekerja sama dengan LPPM IAIN Bone mengekspor ke India dan Pakistan. Nilainya Rp 4,7 miliar.

Riza mengatakan produk diangkat adalah yang memiliki keunikan masing-masing daerah, sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat.

"Memang diangkat adalah keunikan masing-masing daerah. Jadi bisa membangun daerah sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat," katanya.

Dia menjelaskan, Astra memiliki empat pilar progam Corporate Social Responsibility (CSR). Ada pendidikan, kesehatan, lingkungan dan masyarakat.

Terkait kegiatan ekspor ini masuk dalam program kewirausahaan. Ia berharap, dengan program kewirausahaan ini memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Tentunya ini tidak bisa dikerja oleh masyarakat sendiri. Butuh bantuan dari berbagai pihak.

Saat ini ada 930 DSA di seluruh Indonesia dan sebagian ada di Sulsel dan Sultra. Ada empat gugus jadi fokus, yakni perikanan, pertanian, kopi, serta kriya wisata dan budaya.

Dampak dari program ini sangat terlihat. Ada peningkatan penyedia tenaga kerja mencapai 19.190. Kemudian ada peningkatan pendapatan sekitar 88 persen.

Dengan peningkatan pendapatan, masyarakat desa bisa memperbaiki taraf hidup.

"DSA ada 930. Arahnya ke kewirausahaan, bagaimana meningkatkan pendapatan," sebut Riza.

Ia menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak agar desa bisa naik kelas.

Mereka kerja sama dengan Kementerian Perdagangan, Duta Besar negara lain dan atase.

Selain itu, kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk melihat potensi desa agar untuk digarap.

"Itu kita coba kita dorong dan saya sudah minta sama Kemendes PDTT untuk mendorong desa fokusnya apa. Misal, kalau rumput  laut, tolong buatlah fasilitas untuk mendukung rumput laut," ucapnya.

Riza sampaikan target di DSA semata-mata ingin melihat masyarakat desa naik kelas. Pendapatannya meningkat.

Ia mengaku Astra tidak ada keuntungan dalam program ini. Dengan pendapatan masyarakat desa meningkat menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Astra.

"Bagi kami tidak ada untung apa-apa di sini secara langsung. Menaikan pendapatan mereka itu menjadi sebuah kebahagiaan buat kami, bahwa ternyata dari dana CSR Astra ini bermanfaat. Tujuannya sejahtera bersama bangsa. Mimpi besar Astra kan sejahtera bersama," tandasnya.

Sementara Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman meminta untuk terus membuka peluang produk untuk diekspor.

Namun, harus meningkatkan standar kualitas yang diekspor.

 Dia mencontohkan, produk minyak nilam menjadi produk ekspor merupakan suatu kreasi yang bagus.

"Kalau ada produk lokal bisa menuju ekspor, rempah-rempah dan sebagainya. Dulu kita dijajah persoalan rempah-rempah, sekarang kita menjajah mereka dengan mengekspor rempah-rempah itu," tuturnya.

Ia pun mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Astra. Mendukung orang kreatif di desa. Terpenting bersinergi, berkolaborasi, mereka menjadi penyambung. Dukungan ini sangat berarti.

"Kalau tidak berkolaborasi  bersama, terus kita mau bagaimana, masa mau jadi penonton terus. Kita harus manfaatkan sebuah peluang dan berusaha bersama. Keberhasilan kita adalah masyarakat kita berhasil juga," jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved