Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kisah Bahrullah

Pejuang Sejak Muda, Bahrullah Pulang Sekolah Jadi Buruh Tani

Namun, Bahrullah tak surut semangat untuk tetap sekolah demi mencapai mimpinya menjadi seorang abdi negara yakni Polisi.

Penulis: Desi T Aswan | Editor: Sukmawati Ibrahim
Dokumen Pribadi
Bahrullah Hidayatullah, satu dari sejumlah anak Indonesia yang mendapatkan paket bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) dari Kementerian Sosial RI. 

TRIBUN-TIMUR.COM- Bahrullah Hidayatullah, satu dari sejumlah anak Indonesia yang mendapatkan paket bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) dari Kementerian Sosial RI.

Ia berasal dari Dusun Sakra Selatan, Desa Telia Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur.

Di usianya yang masih sangat belia 13 tahun, ia harus mengemban tugas berat untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga sebagai buruh tani.

Namun, Bahrullah tak surut semangat untuk tetap sekolah demi mencapai mimpinya menjadi seorang abdi negara yakni Polisi.

Belajar hidup mandiri jauh lebih baik dan tidak peduli terhadap komentar orang lain tentang dirinya, menjadi penggalan makna peribahasa menggambarkan perjuangannya.

Sepeninggal ayahnya, Bahrullah hanya tinggal bersama ibu dan seorang kakak perempuannya yang saat ini duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sedangkan, Bahrullah merupakan siswa kelas 2 (dua) di Madrasah Tsanawiah Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur.

Menjadi satu-satunya sosok laki-laki di keluarga, membuat pundak Bahrullah tetap kokoh dan melindungi dua perempuan yang berarti dalam hidupnya.

Keseharian Bahrullah ia habiskan di bangku sekolah dan selebihnya menjadi buruh tani untuk memenuhi biaya sekolah dan membantu kebutuhan hidup keluarga.

Saat mendengar kabar berhasil mendapat bantuan dari Kementerian Sosial RI, ia merasa bangga dan tidak menyangka.

Menurutnya, selama ini dirinya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Dengan mendapatkan paket bantuan berupa perlengkapan sekolah dan pemenuhan nutrisi dan vitamin, serta paket bantuan kebersihan diri.

Bahrullah semakin bergairah dan semangat untuk menyelesaikan pendidikan sekolahnya. 

Meski jarak tempuh sekolah dari rumah Bahrullah terbilang jauh, yakni sekitar lebih dari dua kilometer.

Kakinya tak goyah melangkah untuk membuat orangtuanya bangga atas kerja keras dan usahanya sebagai seorang siswa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved