Sering Macet, Warga Bakal Buat Satgas Pengurai di Jl Tun Abdul Razak Gowa
Dia mengatakan pembukaan U-Trun tersebut merupakan penantian lama sejak tiga tahun.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-GOWA.COM - Warga berencana membuat satgas pengurai kemacetan di Jl Tun Abdul Razak Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel, Selasa (19/7/22)
Hal itu disampaikan perwakilan warga Supardi Sapta seusai pembukaan U-Trun di Jl Tun Abdul Razak.
Pembukaan pembatas jalan tepatnya di Wira Jaya Honda.
Hal tersebut dilakukan untuk mengurai kemacetan.
Dia mengatakan pembukaan U-Trun tersebut merupakan penantian lama sejak tiga tahun.
Baik pengendara maupun warga Citra Land, Minasaupa, Graha Lestari dan Pao-pao.
Menurutnya, pembukaan pembatas jalan itu untuk U-Trun merupakan perjuangan masyarakat.
Meski demikian, uji coba pembukaan batas U-Trun ini hingga seminggu kedepan.
"Permohonan saya jangan langsung serta merta ditutup, jika U-Trun di Hertasning ditutup kembali sebaiknya U-Trun di Tun Abdul Razak jangan ditutup juga. Jangan sampai bisa lebih efektif mengurangi kemacetan," ujarnya
Untuk menghindari Pak Ogah, kata dia, pihaknya akan membentuk satgas pengurai kemacetan.
"Satgas ini nantinya yang membantu mengurai kemacetan jadi bukan lagi Pal Ogah," katanya
Satgas tersebut melibatkan warga sekitar Tun Abdul Razak.
Mereka nantinya membantu petugas mengurai kemacetan pada jam-jam yang biasanya terjadi macet. Seperti, pagi hari dan jam pulang kantor sore hari.
Kadishub Gowa Firdaus mengatakan untuk mengantisipasi Pak Ogah, mengaku perlunya kerja sama dengan masyarakat.
Masyarakat diharapkan untuk tidak memberi imbalan jasa kepada Pak Ogah.
Kata dia, pihaknya bersama masyarakat sekitar telah membahas terkait keterlibatan Pak Ogah.
Menurutnya, beberapa tokoh masyarakat nantinya akan membentuk satgas.
Bahkan jika tidak ada petugas yang menjaga karena keterbatasan personel Dishub Gowa, nantinya Satgas itu akan dimanfaatkan mengurai kemacetan.
Ia membeberkan masyarakat akan memberi upah kepada partisipasi masyarakat pengurai kemacetan.
"Itu wacananya jika terealisasi. Upahnya dari masyarakat. Tetap kami akan turunkan petugas untuk berjaga," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang Pak Ogah Zaenal mengaku hanya sebatas membantu untuk mengurai kemacetan.
Bahkan biasanya, jika ada pengendara yang melanggar akan ditegur.
"Kita cuma bantu untuk mengurangi kemacetan," ujarnya.
"Kalau tidak dibolehkan itu kodong janganlah, mudah-mudahan jangan, kasian karena pendapatan di sini, kalau bisa jangan dihilangkan Pak Ogah," pungkasnya
Laporan Kontributor TribunGowa.com, Sayyid Zulfadli