Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Komunitas

Cerita Hendra Wijaya Latief Dirikan Komunitas Seniman Paku Rivet Indonesia

Kali ini, Pendiri Komunitas Seniman Paku Rivet Indonesia (SPRI) Hendra Wijaya Latief berbagi cerita bagaimana ia membentuk komunitas tersebut.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Muh. Irham
ist
Pendiri Komunitas Seniman Paku Rivet Indonesia (SPRI) Hendra Wijaya Latief saat menjadi narasumber di Live Komunitas Tribun Timur, Senin (18/7/2022) 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Tribun Komunitas kembali hadir dengan tema, Apa Itu Seniman Paku Rivet?. 

Live Tribun Komunitas ini disiarkan langsung di YouTube Tribun Timur dan Facebook Tribun Timur Berita Online Makassar, Senin (18/7/2022). 

Kali ini, Pendiri Komunitas Seniman Paku Rivet Indonesia (SPRI) Hendra Wijaya Latief berbagi cerita bagaimana ia membentuk komunitas tersebut. 

SPRI merupakan komunitas di mana pelaku-pelaku usaha aluminium di Indonesia bergabung di dalamnya. 

SPRI menjadi tempat belajar bagi pelaku usaha   untuk saling memberi masukan dan berkembang bersama. 

Hendra mengatakan, SPRI terbentuk di saat pandemi Covid-19 melanda. 

"Waktu WFH di masa pandemi, saya ada ide. Bagaimana kalau saya kumpulkan pelaku-pelaku usaha paku rivet (aluminium) untuk membuat komunitas. Langkah awal, saya posting di medsos, yang mau gabung silahkan," kata Hendra saat jadi narasumber di Tribun Komunitas. 

Tidak disangka, idenya itu direspon positif oleh teman-temannya. 

"Alhamdulillah banyak yang respon. Kemudian  kami memutuskan untuk bertemu. Saya mulai dari September 2020. Kita kopdar pertama Mei 2021 dan ini sudah berjalan satu tahun," bebernya. 

Dikatakan, pemilihan nama Seniman Paku Rivet Indonesia itu sendiri karena kata seniman artinya luas.

"Gak monoton dengan kata tukang. Semua bisa masuk. Mulai dari orang tua, anak muda dan lainnya," ucapnya. 

Seniman Paku Rivet Indonesia ini dibentuk pertama kali di Makassar, Sulawesi Selatan. 

Hingga saat ini, anggota dari komunitas SPRI ini sudah sampai di luar negeri. 

"Selama ini kan komunitas saya lihat dari  Jakarta semua. Nah kalau komunitas ini justru pusatnya di Makassar. Cabangnya dari luar. Misalnya cabang di Kendari, Lampung, Bali, Kaltim. Luar negeri pun ada. Di Brunei dan Malaysia," ungkapnya. 

Bukan hal mudah bagi Hendra mendirikan komunitas ini. 

"Awal-awal tuh banyak prasangka yang muncul. Ada yang bertanya ini komunitas dibuat untuk apa. Apakah ada persaingan atau mau monopoli? Tapi setelah gabung, mereka semua sudah paham," terangnya. 

"Untuk menghilangkan pikiran-pikiran negatif itu, kita aktif silaturahmi. Kemudian anggota semakin bertambah dari awal kopdar. Dari situ tantangannya bisa terlewati dan kita sama-sama bertekad untuk mengembangkan komunitas ini," tambahnya. 

Untuk saat ini, di media sosial Facebook dan Instagram, SPRI sudah punya lebih 1.000 anggota. 

"Tapi dari 1.000 itu kita saring. Sampai hari ini, anggotanya 500 orang. Untuk penyaringan sendiri, awalnya hubungi anggota. Kemudian mengecek apakah anggota  tersebut bisa aktif," paparnya. 

Seperi komunitas pada umumnya, SPRI juga mempunya struktur organisasi dan visi-misi. 

Ketua SPRI yakni Rafi, Sekretaris Nanang dan Bendahara Rusdi.  

"Anggota mengikuti arahan-arahan dari pengurus. Segala sesuatu yang kita bikin harus terstruktur," ujarnya. 

Untuk pemilihan ketua di komunitas ini menerapkan suara terbanyak. 

Saat ini, SPRI punya empat bidang. Bidang keanggotaan, humas, bidang peningkatan dan motivasi. 

"Sekarang kita ada 4 bidang. Setelah itu akan berkembang nanti. Sementara itu kita juga ajukan namanya untuk dibikinkan akte notaris. Tapi, masih bertahap,"ucapnya.

Untuk visinya yakni menjalin silaturahmi terhadap semua anggota. 

"Kita silaturahmi ke mana saja. Di sinjai, Palopo, hingga ke Kendari," ujarnya. 

Selanjutnya, misi menjaga keharmonisan. 

"Jangan sampai main sikut-sikut. Kita merangkul semua. Terakhir, asas kekeluargaan dan gotong royong.  Saling bantu. Ada yang butuh apa, ada yang perlu bantuan di daerah mana? Kita saling bantu," jelasnya. 

Sedangkan untuk misinya yakni memberikan kontribusi positif bagi pelaku usaha aluminium, mewujudkan harapan dan cita-cita pelaku usaha. 

"Jadi ada beberapa teman itu yang belum punya workshop. Jadi kita berikan semangat. Pelaku-pelaku usaha ini kan rata-rata dari nol. Kita berikan motivasi. Intinya yang muda bisa memberikan inovasi terbaru begitu juga yang tua berbagi pengalaman mereka dan saling mengayomi," jelasnya. 

Untuk mempererat silaturahmi, SPRI selalu mengagendakan pertemuan. 

"Jadi setiap dua atau tiga bulan kita adakan kopdar. Untuk membicarakan masalah-masalah yang terjadi, kendala-kendala, ide atau inovasi yang baru dan sekaligus silaturahmi," katanya. 

Hendra mengaku, komunitas ini berdampak besar bagi pelaku-pelaku usaha aluminium.

"Para pelaku usaha aluminium dengan mudah mendapat informasi produk dan toko-toko penyedia bahan. Karena kita saling berbagi informasi dan kita terbuka. Kemudian anggota juga kalau butuh rekomendasi alat dan mesin, kita saling berbagi," tuturnya. (*)

Kedepannya, Hendra berencana membuat CV Seniman Paku Rivet Indonesia

"Supaya pemerintah bisa lihat dan mensupport para pelaku usaha aluminium di Sulawesi Selatan bahkan se-Indonesia. Bahwa komunitas ini berkembang untuk menumbuhkan UMKM di Sulsel," imbuhnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved