Kerbau Positif PMK di Toraja Utara Tidak Dimusnahkan, Wakil Bupati: Kebutuhan Sosial Budaya
Ternak bergejala PMK jika dirawat dengan baik bisa sembuh. Saat ini, 13 ekor kerbau dinyatakan sembuh setelah dirawat.
Penulis: Ricdwan Abbas | Editor: Waode Nurmin
TRIBUNTORAJA.COM,RANTEPAO-- Ratusan ekor kerbau di Toraja Utara, Sulawesi Selatan, terjangkit virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Data harian penanganan PMK Toraja, 15 Juli 2022, 129 ekor kerbau terkonfirmasi positif.
Pemkab Toraja Utara tidak memusnahkan kerbau tersebut.
Selain penolakan masyarakat karena biaya ganti rugi tidak sepadan nilai ekonomi kerbau.
Wakil Bupati Toraja Utara Frederik Victor Palimbong yang akrab disap Dedy mengatakan, pemusnahan tidak perlu dilakukan.
Sebab, ternak bergejala PMK jika dirawat dengan baik bisa sembuh.
Saat ini, 13 ekor kerbau dinyatakan sembuh setelah dirawat.
"Kita melihat kondisi khusus kerbau di Toraja Utara dan Tana Toraja, kerbau lebih tahan. Dan terbukti bisa sembuh kalau dirawat," kata Dedy kepada Tribun Timur, Sabtu (16/7/2022) pagi.
Dedy mengatakan, kerbau tidak bisa dipisahkan dari tatanan adat budaya masyarakat Toraja.
Di lain sisi, jumlah ternak kerbau di Toraja begitu banyak.
Tidak memungkinkan pemotongan bersyarat, perlu dilakukan supervisi pihak terkait.
"Nilai kerbau di Toraja tidak sekedar kebutuhan daging, tapi kebutuhan sosial budaya," ujarnya.
"Jumlahnya banyak, tidak serta merta bisa dilakukan pemotongan bersyarat. Apalagi, perlu dilakukan supervisi Balai Besar Veteriner dari Maros," Dedy menambahkan.
Antisipasi meluasnya virus PMK, Pemkab Toraja Utara juga sudah menghentikan distribusi kerbau.
Masyarakat dilarang membawa masuk dan keluar kerbau ke Toraja Utara.
"Kita sudah menerapkan lockdown, menghentikan distribusi kerbau memasuki Toraja Utara," katanya.