Penyakit Mulut dan Kuku
PMK Makin Menyebar di Toraja Utara, Kadis Pertanian: Masyarakatnya Bandel
Laporan harian penanganan PMK Toraja Utara, Jumat 15 Juli 2022, mencatat jumlah kasus PMK di Toraja Utara telah mencapai 129 kasus.
Penulis: Ricdwan Abbas | Editor: Muh. Irham
RANTEPAO, TRIBUN-TIMUR.COM - Jumlah kerbau terdampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Toraja Utara, Sulawesi Selatan, terus bertambah.
Laporan harian penanganan PMK Toraja Utara, Jumat 15 Juli 2022, mencatat jumlah kasus PMK di Toraja Utara telah mencapai 129 kasus.
Jumlah ini bertambah dibandigkan Sabtu (9/7/2022) lalu yang hanya 58 kasus.
"Sejak terdeteksi, sampai hari ini sudah mencapai 129 kasus," kata Kepala Dinas Pertanian Toraja Utara Lukas Pasarai D, di kantornya, Jumat (15/7/2022) sore.
Lukas mengatakan, pesatnya jumlah kasus, sebab bertepatan hari pasar sejak PMK terdeteksi.
"Penyebarannya dari pasar. Sejak terdeteksi ada kasus PMK pada Senin tanggal 4, besoknya hari pasar," katanya.
Ia mengaku kewalahan mendisiplinkan masyarakat.
"Memang masyarakatnya bandel juga Pak," ujarnya.
Ditanya soal pemusnahan hewan terdampak, Lukas enggan berkomentar.
"Tanya sama Pak Wakil Bupati saja ya, beliau lebih berkepentingan selaku Ketua Satgas," katanya.
Hari ke sebelas sejak virus PMK terdeteksi di Toraja Utara, kerbau mati sudah lima ekor.
"Sudah lima ekor Pak, ada satu di Pasar Bolu. Tapi yang di Bolu, kita tidak tau matinya karena apa," katanya.
"Bisa jadi PMK bisa jadi karena kurang makan. Sebelum virus terdeteksi, kerbaunya memang kurus sekali," Lukas menambahkan.
Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 71 ekor kerbau di Toraja Utara, Sulawesi Selatan positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Hal ini berdasarkan pemeriksaan sampel darah 71 kerbau di laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros.
Saat ini 71 ekor kerbau tersebut sudah menjalani karantina.
Pemkab Toraja Utara juga sudah menghentikan distribusi kerbau.
Masyarakat dilarang membawa masuk dan keluar kerbau ke Toraja Utara. (*)