Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Kabid Propam Polri Nangis di Pelukan Kapolda Metro Jaya

Foto dan video Kabid Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo yang berpelukan erat dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muh Fadil menyebar di media sosial.

Media Sosial
Foto dan video Kabid Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo yang berpelukan erat dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muh Fadil menyebar di media sosial, Kamis (14/7/2022). Dalam video bahkan terlihat Irjen Fadil mencium kening Irjen Ferdy. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Dua jenderal polisi asal Sulsel menunjukkan persahabatan sejati.

Foto dan video Kabid Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo yang berpelukan erat dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muh Fadil menyebar di media sosial, Kamis (14/7/2022).

Dalam video bahkan terlihat Irjen Fadil mencium kening Irjen Ferdy.

Video itu sejatinya biasa saja bagi dua sahabat.

Tapi video itu viral dan dikomentari beragam oleh netizen karena menyebar di tengah semakin liarnya kasus tewasnya Brigpol Nopriansyah Yosua Huabarat atau Brigpol J.

Dia disebut-sebut tewas ditembak oleh ajudan Kabid Propam, Bharada E, di rumah dinas Irjen Ferdy.

Irjen Ferdy dan Irjen Fadil sama-sama asal Sulsel.

Irjen Ferdy lahir di Kabupaten Barru dan besar di Kota Makassar.

Dia berdarah Toraja. Sedangkan Irjen Fadil berasal dari Kabupaten Gowa.

Irjen Fadil alumnus SMAN 1 Makassar (Smansa).

Kasus penembakan Brigpol J juga menjadi buah bibir di Smansa dan group alumni sekolah menengah atas elite di Makassar ini.

"Pak Ferdy adik angkatan saya di Smansa. Beliau sangat baik dan sombere sejak di SMA,” kata Wali Kota Makassar, Danny Pomanto.

Dalam video yang beredar, Irjen Ferdy Sambo menangis di pelukan Irjen Mohammad Fadil Imran.

Momen ini terjadi saat Fadil mendatangi ruang kerja Sambo di Mabes Polri.

Fadil datang menjenguk adik lettingnya itu setelah ramai peristiwa saling tembak antar polisi di rumah dinas Sambo yang kemudian menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat.

Awalnya dalam video itu tampak Fadil memasuki ruangan yang kemudian langsung disambut Sambo.

Keduanya lantas berjabat tangan dan berpelukan.

Saat berpelukan itulah wajah Sambo terlihat tersedu.

Fadil lantas memeluk Sambo dengan kedua tangannya dan menepuk punggung jenderal Polri bintang dua itu.

Fadil juga mencium kening Sambo dan kembali memeluknya erat.

Saat dikonfirmasi, Fadil membenarkan momen pertemuannya dengan Sambo.

Namun ia tak menyebut kapan ia datang menemui Sambo.

Fadil hanya mengatakan ia datang untuk memberikan dukungan kepada 'adiknya'.

"Saya memberikan support pada adik saya Sambo, agar tegar menghadapi cobaan ini. Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapa saja," kata Fadil saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (14/7).

Ferdy Sambo jadi sorotan publik setelah peristiwa penembakan di kediamannya di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7).

Dalam peristiwa itu Brigadir Yosua dan Bharada E disebut terlibat baku tembak yang kemudian menewaskan Brigadir Yosua.

Menurut penjelasan polisi, insiden di rumah dinas Kadiv Propam itu berawal dari teriakan minta tolong istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Ia berteriak karena Brigadir Yosua tiba-tiba masuk ke kamarnya dan melecehkannya.

Brigadir Yosua merupakan anggota Bareskrim Polri yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Ferdy Sambo.

Teriakan Putri rupanya didengar oleh Bharada E, anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam.

Ia kemudian mendatangi sumber suara. Aksi Brigadir Yosua dipergoki Bharada E.

Menurut Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, Yosua panik dan melepaskan tembakan ke Bharada E.

Namun tembakan itu meleset dan langsung dibalas oleh Bharada E. Saling tembak antara Brigadir Yosua dengan Bharada E pun terjadi.

Total ada 12 kali tembakan dalam peristiwa itu. Akibatnya Brigadir Yosua tewas dalam kejadian itu.

Jasadnya juga telah diserahkan ke pihak keluarganya di Jambi.

Keterangan Ahmad Ramadhan ini kemudian yang banyak dipertanyakan.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai banyak janggal dalam proses penanganan kasus polisi tembak polisi di rumah Ferdy Sambo itu.

Penjelasan Polri dalam kasus itu menurut Mahfud juga tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat.

"Kasus ini memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan, maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya," kata Mahfud dalam keterangannya, Rabu (13/7).

Mahfud mengatakan kredibilitas Polri dan Pemerintah menjadi taruhan dalam kasus ini, sebab lebih dari setahun terakhir Polri selalu mendapat penilaian atau persepsi positif yang tinggi dari publik berdasarkan hasil berbagai lembaga survei.

"Kinerja positif pemerintah dikontribusi secara signifikan oleh bidang politik dan keamanan, serta penegakan hukum. Hasil survei terakhir Indikator Politik yang baru diumumkan kemarin misalnya mengatakan begitu," katanya.

Ia pun menilai langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit membentuk tim khusus terdiri orang-orang kredibel dan dipimpin oleh Komjen Gatot Eddy, sudah tepat.

"Itu sudah mewakili sikap dan langkah Pemerintah sehingga Kemenko Polhukam akan mengawalnya," katanya.

Kapolri memang sudah membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus ini.

Tim khusus ini dipimpin langsung Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto dengan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono sebagai penanggung jawab.

Dalam konferensi pers pada Rabu (13/7) lalu, Agung mengungkapkan hal-hal terkini yang telah dilakukan tim khusus yang dipimpinnya itu.

Di antaranya kata Agung, tim sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Sudah melakukan langkah-langkah yang pertama tentu laksanakan pendalaman terhadap olah TKP.

Kemudian juga pendalaman terhadap hasil autopsi," kata Agung.

"Kemudian juga pendalaman terhadap saksi-saksi dan mungkin juga akan menambah pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang dimungkinkan akan dilakukan pemeriksaan untuk melengkapi dalam koridor hukum," imbuhnya.

Ia kemudian mengungkit kembali komitmen Kapolri dalam kasus ini. Agung berjanji pengusutan kasus ini bakal transparan.

"Seperti yang Bapak Kapolri sampaikan, kita lebih menekankan kepada scientific crime investigation sehingga hasilnya utuh, objektif, dan bisa terbuka ke masyarakat," ujar dia.

Selengkapnya baca headline Tribun Timur edisi Jumat (15/7/2022). (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved