Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Polisi Tewas Ditembak di Rumah Jenderal Asal Sulsel

Brigadir Polisi Nopryansah Josua Hutabarat tewas dengan kondisi mengenaskan di rumah dinas Kepala Divisi Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.

kolase tribun timur
Irjen Ferdy Sambo. Brigadir Polisi Nopryansah Josua Hutabarat tewas dengan kondisi mengenaskan di rumah dinas Kepala Divisi Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/22) Pkl 17.00 WIB. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Brigadir Polisi Nopryansah Josua Hutabarat tewas dengan kondisi mengenaskan di rumah dinas Kepala Divisi Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/22) Pkl 17.00 WIB.

Irjen Ferdy Sambo adalah jenderal bintang dua asal Sulsel.

Dia lahir di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, 19 Februari 1973.

Namun, kasus ini baru terungkap ke publik pada Senin (11/7/2022).

Diduga, Brigadir Josua ditembak oleh rekannya sesama polisi.

Dari pengamatan pihak keluarga, terdapat 4 luka tembak di tubuh Josua.

Dua luka tembak di dada, 1 luka tembak di tangan dan 1 luka tembak di leher.

Terdapat pula luka akibat sabetan senjata tajam di mata, hidung, mulut dan kaki korban.

"Sampai saat ini kita enggak tahu apa permasalahannya pak, siapa pelakunya. Mereka cuma bilang kalau pelakunya sudah diamankan di Mabes," kata keluarga Brigadir Josua, Rohani Simanjuntak saat dihubungi Senin (11/7/2022).

“Jenazah korban tiba di Jambi pada Sabtu, 9 Juli. Saya dan keluarga menyambut mulai dari bandara sampai ke rumah di Bahar, karena waktu itu orang tuanya lagi tidak ada di rumah," katanya.

Saat tiba di rumah duka, keluarga awalnya tidak diperbolehkan untuk melihat kondisi korban.

Namun, ibu korban memaksa untuk melihat kondisi anaknya sebelum dimakamkan.

Saat itulah, keluarga melihat tubuh korban telah penuh luka.

"Ya awalnya enggak dibolehin, tapi ibunya bilang mau lihat kondisi anaknya bagaimana," jelas Rohani.

Karopenmas Div Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Senin (11/7/2022), menjelaskan Polri telah melakukan olah TKP, memeriksa beberapa saksi di tempat kejadian perkara, di antaranya istri Kadiv Propam dan Bharada E.

"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata,” ungkap Ramadhan.

Brigadir J adalah anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam, sedangkan Bharada E adalah anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam.

Istri Kadiv Propam, lanjut Ramadhan berteriak minta tolong dan didengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah.

"Teriakannya terdengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas sehingga Bharada E turun memeriksa sumber teriakan," sambung Ramadhan.

Brigadir J panik saat melihat Bharada E sudah berdiri di depan kamar dan mempertanyakan keberadaan Brigadir J di dalam kamar.

“Pertanyaan Bharada E direspon oleh Brigadir J dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E,” ungkap Ramadhan.

Berdasarkan hasil olah TKP, Brigadir J melepaskan tembakan sebanyak 7 kali.

“Brigadir J melepaskan tembakan sebanyak 7 kali, Bharada E membalas mengeluarkan tembakan sebanyak 5 kali,” jelas Ramadhan.

"Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test," tambah Ramadhan.

Irjen Ferdy mengetahui adanya peristiwa itu setelah ditelepon oleh istrinya yang histeris dan langsung pulang ke kediamannya.

"Kadiv Propam pulang ke rumah karena dihubungi istrinya yang histeris. Kadiv Propam sampai di rumah dan mendapatkan Brigadir J sudah meninggal dunia," tutur Ramadhan.

Atas kejadian tersebut, Irjen Ferdy Sambo langsung menghubungi Kapolres Jakarta Selatan. Hingga akhirnya dilakukan oleh TKP oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.

Ramadhan melanjutkan, Bharada E sudah diamankan untuk diproses lebih lanjut.

Ramadhan menyampaikan bahwa Brigadir Josua personel Bareskrim Polri yang kini diperbantukan di Propam Polri.

Kasubbid Penerangan Masyarakat (Penmas) Polda Jambi, Kompol Mas Edy, mengatakan polisi yang tewas tersebut merupakan warga Jambi.

Brigpol Nopryansah Josua Hutabarat merupakan lulusan dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Jambi tahun 2012.

"Benar orang Jambi, lulusan SPN Jambi tahun 2012," katanya singkat.

Bentuk TPF

Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim gabungan pencari fakta atas tewasnya Brigadir Polisi Nopryansah Josua Hutabarat di rumah salah satu pejabat Polri.

"Hal ini untuk mengungkap apakah meninggalnya korban penembakan terkait adanya ancaman bahaya atau adanya motif lain," kata Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso.

IPW, kata Sugeng, meminta pimpinan tertinggi Polri harus menonaktifkan terlebih dahulu Irjen Ferdy Sambo dari jabatan selaku Kadiv Propam.

"Alasannya, Irjen Ferdy Sambo adalah saksi kunci peristiwa yang menewaskan ajudannya tersebut. Hal tersebut, agar diperoleh kejelasan motif dari pelaku membunuh sesama anggota Polri," ungkap dia.

Alasan kedua, kata Sugeng, Brigadir Nopryansah Josua Hutabarat statusnya belum jelas apakah korban atau pihak yang menimbulkan bahaya sehingga harus ditembak.

"Alasan ketiga, locus delicti diduga terjadi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Karena itu agar tidak terjadi distorsi penyelidikan, maka harus dilakukan oleh Tim Pencari Fakta yang dibentuk atas perintah Kapolri bukan oleh Propam," jelas dia.

Dengan begitu, ia menyampaikan pengungkapan kasus penembakan dengan korban anggota Polri yang dilakukan rekannya sesama anggota dan terjadi di rumah petinggi Polri menjadi terang benderang. Sehingga masyarakat tidak menebak-nebak lagi apa yang terjadi dalam kasus tersebut.

"Peristiwa ini sangat langka karena terjadi di sekitar Perwira Tinggi dan terkait dengan Pejabat Utama Polri. Anehnya, Brigadir Nopryansah adalah anggota Polri pada satuan kerja Brimob itu, selain terkena tembakan juga ada luka sayatan di badannya," pungkasnya.

Selengkapnya di koran Tribun Timur edisi Selasa (12/7/2022). (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved