Universitas Hasanuddin
Selamat! Dosen Universitas Negeri Gorontalo Yowan Tamu Raih Gelar Doktor Antropologi di Fisip Unhas
Dosen Universitas Negeri Gorontalo Yowan Tamu raih gelar doktor di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas)..
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dosen Universitas Negeri Gorontalo Yowan Tamu raih gelar doktor di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas).
Dirinya menjalani ujian promosi doktor di Aula Prof Syukur Abdullah Lt 3, Fisip Unhas, Kamis (7/7/2022) sore.
Sekitar 2 jam menjalani ujian, Dekan Fisip UH Prof Armin Arsyad mengukuhkan gelar Dr Yowan Tamu SAg MA.
Dr Yowan Tamu merupakan ahli di bidang Antropologi.
Ia memperoleh gelar doktor melalui penelitian berjudul " Pengetahuan Tradisional dan Modernisasi Petani : Studi Interaksi dan Perubahan Sosial Budaya pada Pengolahan Padi Sawah di Duhiadaa Kabupaten Pohuwato".
"Penelitian ini mengkaji tentang pengetahuan tradisional dan modernisasi pertanian di Pohuwato. Jadi ada Hybridisasi disana terkait pengolahan padi sawah," ujar Dr Yowan Tamu.
"Saya ingin mengembalikan model pengolahan padi secara organik," lanjutnya.
Ia mengaku bersyukur dapat menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang doktoral. Selama 1 tahun lebih, Dr Yowan meneliti disertasinya.
"Ini adalah penghargaan yang luar biasa bagi saya. Alhamdulillah saya bisa bertahan hingga saat ini," jelas Dosen asal Gorontalo ini
Sebagai penguji eksternal, hadir Antropolog asal Universitas Gadjah Mada Prof Irwan Abdullah.
Prof Irwan memuji penelitian tentang mengkaji dari sisi tradisional dan modern ini.
"Ini kan satu penelitian yang mengangkat sesuatu yang ditinggalkan. Disertasi ini bisa dibaca sebuah gerakan intelektual. Sesuatu yang dulu marginal sekarang diangkat menjadi kekuatan besar yang memiliki kearifan dan kecerdasan," katanya.
Penelitian ini mengkaji tentang budaya Panggoba di Gorontalo.
Panggoba merupakan istilah bagi orang yang menguasai ilmu perbintangan.
Ia bisa menentukan waktu yang tepat untuk menanam dan memanen padi.
"Dari studi ini diperlihatkan bahwa Panggoba merupakan institusi tradisional mampu mengakomodasi modernisasi di bidang pertanian dan bisa menjami kesejahteraan masyarakat," jelas Antropolog senior ini.
Prof Irwan menilai, disertasi Dr Yowan mampu menjelaskan pendekatan tradisional bisa menjamin ketahanan pangan.
Apalagi, jika dikolaborasi dengan ilmu modern
"Dulu ditakuti pendekatan tradisional itu ketinggalan, tidak mampu menjamin ketahanan pangan. Tapi, di dalam disertasi menunjukkan itu tidak benar," jelas Prof Irwan
"Justru dengan kuatnya intitusi lokal maka mampu mengakomodasi kekuatan ilmu modern ke praktek pertanian. Masyarakat justru tidak mengenal paceklik dan hama. Jadi ketahanan pangan bisa dibangun dari masyarakat," tutupnya.
Ujian promosi doktor ini berlangsung lancar.
Dr Yowan mampu menjawab seluruh pertanyaan penguji. Ia didukung dengan hadirnya keluarga yang menyaksikan langsung.
Tak hanya itu, teman dan sahabatnya juga turut menyaksikan proses perjalanannya meraih gelar doktor.
Di akhir ujian, Dr Yowan tak mampu menyembunyikan rasa harunya.
Ia meneteskan air mata kala menyampaikan pidato penutupnya.
Dengan air mata bercucuran, ia menghanturkan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantunya.
Kini, Dr Yowan makin siap mengabdi kepada dunia pendidikan dan masyarakat guna berkontribusi dalam ketahanan pangan. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz