Komisi VII DPR Apresiasi PLTU Barru yang Manfaatkan Serbuk Gergaji Sebagai Bahan Campur Batubara
Saat ini PLTU Barru memanfaatkan limbah kayu berupa serbuk gergaji (sawdust) sebagai bahan campuran alternatif batubara PLTU sebesar 5 persen
TRIBUN-TIMUR.COM - PLN dalam menuju Net Zero Emission 2060 menjadikan Cofiring cara jitu untuk mencapainya.
Meskipun saat ini energi Batu Bara masih mempunyai potensi besar dalam pemanfaatannya di PLTU yang tersebar di penjuru negeri.
Satu langkah yang saat ini dilakukan PT PLN (Persero) adalah terus menggenjot pertumbuhan pembangkit EBT serta Penerapan Green Booster dengan memanfaatkan Program Co-Firing pada sebagian besar pembangkit PLTU nya.
Sebut saja PLTU Barru dengan Kapasitas 2 x 50 MW yang sudah menerapkan Program Cofiring sejak tahun 2021
Saat ini PLTU Barru memanfaatkan limbah kayu berupa serbuk gergaji (sawdust) sebagai bahan campuran alternatif batubara PLTU sebesar 5 persen
Sawdust tersebut berasal dari sisa hasil pengolahan industri meubel disekitar PLTU.
Dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI di PLTU Barru, Sugeng Suparwoto mengapresiasi langkah PLN dalam mendukung program energi bersih melalui pemanfaatan biomasa dalam pelaksanaan Cofiring PLTU.
“Saat ini Indonesia sedang berupaya mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025 dan Net Zero Emission 2060. Sulawesi patut berbahagia karena bauran EBT di Sulawesi saat ini paling tinggi dibandingkan kepulauan yang lain yakni mencapai 34,3 persen dari total bauran energi yang ada di Sulawesi.” tuturnya
Sugeng menambahkan “Dalam menerapkan program Cofiring PLN memperhatikan potensi terjadinya tradeoff dengan aspek lain seperti deforestasi yang mana erat kaitannya dengan isu climate change dunia.
Adi Priyanto Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua & Nusa Tenggara menjelaskan “ PLTU Barru memasok kebutuhan energi listrik ke Sistem Kelistrikan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat dan sebagian Sulawesi Tengah yang terhubung melalui jaringan 150 kV.
“Sejak beroperasi tahun 2012 sampai dengan tahun 2021, PLTU Barru telah memproduksi energi listrik sebesar 3,37 TWh dan pada periode 2021, produksi energi listrik PLTU Barru berkontribusi sebesar 4,6 persen terhadap total produksi energi di Sistem Sulawesi Bagian Selatan.” Paparnya.
Adi Menambahkan “ Saat ini untuk mendukung program energi bersih (Green Energy)” PLTU Barru 2x50 MW juga telah memanfaatkan FABA (Fly Ash & Bottom Ash) menjadi produk tepat guna seperti batako, kanstin, roster, yang mana sudah banyak dimanfaatkan sendiri untuk pengerjaan jalan di lingkungan PLTU maupun perbaikan jalan umum masyarakat sekitar PLTU melalui program TJSL.
Kedepan juga PLTU Barru akan mengimplementasikan Produk FABA dan campurannya untuk bantuan sosial di beberapa fasilitas umum daerah maupun kota di Sulawesi selatan seperti bantuan pembangunan Rumah FABA, Bangunan Sekolah dasar FABA, dan lain sebagainya.” tutupnya